Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional bekerja sama dengan PT Kimia Farma Tbk. dalam pengembangan proyek produksi farmasi.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan bahwa PT KPI dan Kimia Farma (KAEF) bekerja sama dalam mengolah lebih lanjut salah satu produk petrokimia, yaitu benzena dan propilena yang berasal dari kilang Refinery Unit (RU) IV Cilacap untuk dapat dikembangkan dan diproduksi menjadi para aminofenol (PAF) yang akan menjadi bahan baku farmasi, salah satunya parasetamol.
Menurut Nicke, inisiasi proyek tersebut tidak terlepas dari kondisi produk farmasi yang merupakan salah satu kebutuhan yang sangat esensial dalam menjamin kesehatan masyarakat Indonesia.
Pada 2019, angka permintaan industri farmasi nasional telah tumbuh hingga Rp88,6 triliun. Namun, 95 persen dari bahan baku obat masih dipenuhi dari impor.
“Melalui HoA [head of agreement] antara PT KPI dan Kimia Farma, kedua belah pihak akan melanjutkan kajian skema kerja sama bisnis, berdasarkan hasil dari joint study yang telah dilaksanakan sebelumnya. Kajian tersebut meliputi penyediaan bahan baku yaitu benzene, rencana offtake produk, skema traksaksi, dan kajian komersial,” ujarnya melalui siaran pers yang dikutip, Kamis (31/12/2020).
Direktur Utama Bio Farma (Persero) selaku Holding BUMN Farmasi, Honesti Basyir menyampaikan bahwa sinergi bisnis ini dapat mendukung ekosistem farmasi di Indonesia.
Baca Juga
Pihaknya telah memiliki roadmap untuk mengurangi bahan baku impor tersebut. Holding BUMN Farmasi sebelumnya telah berupaya memperkuat value chain ekosistem industri kesehatan ini dengan pendirian pabrik bahan baku obat Kimia Farma Sungwun Pharmacopia.
Dengan menggandeng partner yang strategis, efisiensi dari kerja sama bisnis ini diharapkan dapat terwujud. Selain itu, kerja sama itu dapat menjadi solusi atas permasalahan ketersediaan bahan baku produk.
“Tentunya kami sangat mengapresiasi kerja sama ini dan kami berharap dapat memperkuat kemandirian industri farmasi nasional, sekaligus meningkatkan value chain produk petrokimia yang dihasilkan oleh Pertamina," ungkapnya.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menyambut baik dan mengapresiasi langkah terobosan yang ditempuh Pertamina, melalui PT KPI dan Kimia Farma, yang berencana membangun pabrik farmasi parasetamol dengan kapasitas 3.800 ton per tahun sebagai turunan produk petrokimia, yaitu benzena.
“Hingga hari ini, kita ketahui bersama dan kita sama-sama belajar bahwa di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, kesehatan menjadi modal utama yang tidak terpisahkan dalam rangka memulihkan ekonomi nasional,” kata Pahala.