Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Kebutuhan, Transformasi Digital 2021 Diyakini Makin Masif

Transformasi digital, yang dinilai sebagai ketuhan pokok industri, akan makin masif pada 2021. Sementara itu, pandemi Covid-19 membuat potensi ekonomi digital membesar lebih dari US$124 miliar pada 2025.
UMKM go online. SDM Indonesia harus menjadi SDM unggul dengan edukasi perkembangan terkini teknologi digital dan akselerasi industri 4.0. /IM2
UMKM go online. SDM Indonesia harus menjadi SDM unggul dengan edukasi perkembangan terkini teknologi digital dan akselerasi industri 4.0. /IM2

Bisnis.com, JAKARTA – Transformasi digital, yang dinilai sebagai ketuhan pokok industri, akan makin masif pada 2021. Sementara itu, pandemi Covid-19 membuat potensi ekonomi digital membesar lebih dari US$124 miliar pada 2025.

Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia meyakini pada 2021 transformasi digital akan makin masif. Salah satu faktornya adalah Covid-19. Tentunya, ini membuka peluang di beberapa bidang industri

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani menilai bahwa 2021 masyarakat makin beradaptasi dengan digital sehingga ada perubahan pola ekonomi yang makin masif, khususnya di sisi transparansi dan akuntabilitas.

“Makin transparan dan akuntabilitasnya makin tinggi ini dan ini baik bagi ekosistem dunia usaha ke depan, ini momentum yang harus dijaga serta sembari dimanfaatkan dengan menjalankan protokol kesehatan yang baik dan benar,” ujar Rosan Roeslani saat dihubungi Bisnis, Rabu (30/12/2020)

Rosan melihat bahwa tidak dapat dibantah transformasi digital akan hadir di setiap bidang dan industri serta memperluas kesempatan untuk memulihkan perekonomian dengan cepat.

“Bahkan, untuk UMKM membuka akses pasar lebih besar, dan menerapkan digitalisasi ini bagi UMKM yang jadi tulang punggung ekonomi kita, ini tugas bersama ke depan,” ujar Rosan.

Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) menilai 2020 telah membuktikan bahwa transformasi digital sudah masuk sebagai kebutuhan pokok dari industri.

Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan digitalisasi telah menjadi kebutuhan primer, khususnya di beberapa sektor seperti edukasi, komunikasi dan bekerja jarak jauh (remote).

“Percepatan dari berbagai lini membuat hampir seluruh masyarakat dipaksa untuk melek teknologi dan mampu menggunakannya dengan fasih. Hal ini tentunya memberikan dampak amplifikasi dari terbuka nya peluang keterbiasaan ini bagi masyarakat dalam mengakses layanan digital lainnya,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (30/12/2020).

Dia mengungkapkan tantangan utama akselerasi digital 2021 adalah pemenuhan fitur dan adopsi pelanggan agar bisa menjadi defacto platform yang memiliki persentase pangsa pasar yang dominan.

“Antisipasi yang dilakukan oleh para pemain startup dan investor juga termasuk menempuh jalur merger dan akuisisi agar percepatan tersebut bisa tercapai secara anorganik,” katanya.

Menurutnya, pelaku usaha harus cepat menangkap peluang dan melengkapi fitur dan strategi adopsi yang sesuai. Sedangkan, pemerintah perlu mempercepat transformasi dan perubahan hukum agar bisa menyesuaikan dengan keadaan yang ada dalam penggunaan teknologi ini.

“Dan untuk masyarakat perlu menyesuaikan dan aktif mencoba agar tidak makin tertinggal oleh peran digital,” kata Edward.

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi memprediksi pandemi covid-19 membuat potensi ekonomi digital bisa lebih besar daripada US$124 miliar pada 2025.

“Proyeksi baru yang kami lakukan, bisa mencapai US$200 miliar pada 2025. Pandemi yang membuat sebenarnya terlihat potensi peningkatan ekonomi digital,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (30/12/2020).

Dia memerinci bahwa pengguna ponsel pada 2025 bisa mencapai angka 450 juta, hal ini karena rata-rata orang Indonesia akan memiliki 2 ponsel.

Sedangkan, pengguna internet yang akan menjadi 250 juta. Hal ini karena sejak kecil, kebutuhan sekolah SD sudah terhubung semua ke internet.

Dia menekan bahwa hal tersebut dapat tercapai asalkan transformasi digital yang dicanangkan pemerintah dapat diselesaikan secara menyeluruh ke semua sektor. Khususnya percepatan infrastruktur broadband dimana 12.500 desa masih terkendala internet cepat.

“Diharapkan kita bisa menyediakan 100 Mbps di seluruh penjuru Nusantara hingga akhir 2023. Ketiga, masyarakat dilibatkan dalam transformasi digital. SDM Indonesia harus menjadi SDM unggul dengan edukasi perkembangan terkini teknologi digital dan akselerasi industri 4.0,” katanya.

Menurutnya, masyarakat harus diberdayakan bukan hanya obyek tetapi juga subyek ekonomi digital dengan pengembangan ekonomi kreatif, menghasilkan produk rumahan, UMKM dan dari desa yang harus terus didorong.

Heru menekankan bahwa pada 2021 untuk mengembangkan ekonomi digital di Tanah Air, tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri.

“Konsep pentahelix harus dikedepankan. Kerja besar ini harus melibatkan semua komponen bangsa, baik dari kalangan industri, pemerintah, masyarakat, akademisi dan media,” kata Heru.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper