Bisnis.com, JAKARTA - Pengelola pusat perbelanjaan sudah bersiap menyambut momentum liburan akhir tahun di tengah pandemi Covid-19 yang tak kunjung mereda. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, pusat perbelanjaan akan dimeriahkan dengan dekorasi Natal dan Tahun Baru pada akhir tahun ini.
Namun, menurut Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja, dekorasi yang disiapkan skalanya tidak akan sebesar dan seheboh seperti sebelum pandemi Covid-19. Acara-acara khusus yang biasanya digelar juga ditiadakan untuk menghindari timbulnya kerumunan.
“Pasti akan ada program belanja yang akan dilakukan oleh toko - toko atau para peritel karena promo belanja merupakan salah satu strategi utama untuk mendongkrak penjualan,” ungkapnya.
Alphonzus optimistis momentum liburan akhir tahun dapat mendongkrak kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan. Tingkat kunjungan di pusat perbelanjaan pada periode akhir tahun diyakini mampu menembus jumlah batas okupansi yang telah ditentukan pemerintah, yakni 50 persen dari kondisi normal.
Saat ini, tingkat kunjungan di pusat perbelanjaan sudah mencapai 40 persen dibandingkan dengan kunjungan di kondisi normal secara nasional. Mengingkat dibandingkan dengan periode awal penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi Jilid II yang berada di angka 20-30 persen.
“Masyarakat sudah semakin terbiasa dengan Protokol Kesehatan dan sudah semakin yakin serta percaya bahwa Pusat Perbelanjaan adalah salah satu fasilitas masyarakat yang aman untuk dikunjungi dan berbelanja secara sehat,” tutur Alphonzus.
Baca Juga
Walaupun demikian, pengelola pusat perbelanjaan tak ingin berharap banyak. Pasalnya, daya beli masyarakat Indonesia belum benar-benar pulih. Pola belanja masyarakat masih terpusat kepada kebutuhan primer, alih-alih kebutuhan sekunder apalagi tersier.
Oleh karena itu, pengelola pusat perbelanjaan menantikan kehadiran bantuan atau subsidi dari pemerintah untuk menjaga kelangsungan bisnisnya. Jika tidak, maka jangan heran apabila jumlah pusat perbelanjaan yang dijual atau tutup terus bertambah di kemudian hari.
Terkait dengan kebijakan pengurangan hari libur akhir tahun, Alphonzus menilai akan memberikan efek positif bagi pusat perbelanjaan di Jakarta karena masyarakat diyakini lebih memilih untuk tidak menjalankan liburan ke luar kota.
Sebaliknya, kebijakan tersebut menjadi dinilai akan menjadi mimpi buruk bagi pusat perbelanjaan yang berada di luar Jakarta lantaran jumlah pengunjung akan mengalami penurunan.
Untuk memitigasi dampak pengurangan tingkat kunjungan di akhir tahun ini, pusat perbelanjaan di daerah disarankan untuk bersikap proaktif melalui program-program promosi untuk menarik minat konsumen setempat.