Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Xi Jinping vs Jack Ma: Alibaba Bakal Dibabat di Meja Hijau

Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar telah melancarkan penyelidikan ke Alibaba atas dugaan perilaku monopoli, termasuk menerapkan perjanjian transaksi eksklusif. Langkah pemerintah China ini telah menghancurkan saham perusahaan dan afiliasi di bawahnya.
Salah satu karyawan di kantor Ant Group/Bloomberg
Salah satu karyawan di kantor Ant Group/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas China telah secara resmi membuka penyelidikan antimonopoli terhadap raksasa e-commerce Alibaba Group dan akan memanggil afiliasinya Ant Group untuk pertemuan tentang peraturan keuangan.

Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar telah melancarkan penyelidikan ke Alibaba atas dugaan perilaku monopoli, termasuk menerapkan perjanjian transaksi eksklusif, Kantor Berita Xinhua melaporkan pada hari Kamis lalu (24/12/2020).

Tidak hanya itu, administrasi Xi Jingping tampaknya telah menyiapkan berbagai amunisi untuk menundukkan Alibaba dan perusahaan yang terafiliasi di bawahnya, termasuk Ant Group.

Akhir pekan lalu, otoritas perdagangan sekuritas China menegaskan akan meningkatkan hukuman atas penipuan penerbitan sekuritas dan pelanggaran pasar modal lainnya mulai tahun depan.

Dikutip dari Bloomberg, hukuman penjara maksimum akan meningkat menjadi 15 tahun dari lima tahun.

Hukuman ini ditegaskan di bawah amandemen undang-undang pidana yang disetujui dalam pertemuan Kongres Rakyat Nasional pada hari Sabtu lalu (26/12/2020).

Rencana ini diumumkan oleh regulator sekuritas China, yakni Komisi Pengaturan Sekuritas China, dalam sebuah pernyataan resmi. Amandemen tersebut akan berlaku mulai 1 Maret 2021.

Untuk tindak menyebarkan informasi palsu, hukuman maksimum akan berubah menjadi 10 tahun dari tiga tahun, dan batas atas denda 200.000 yuan (US$30.572) dihapus, menurut pengumuman tersebut.

China juga akan menjatuhkan hukuman penjara maksimal 10 tahun pada pengacara dan akuntan yang terlibat dalam penipuan penerbitan sekuritas dan transaksi.

Jelas, ini bukan kebetulan. Alibaba, perusahaan e-commerce yang dibangun oleh taipan China Jack Ma, mengeluarkan strategi penyelamatan.

Alibaba Group Holding Ltd. mengumumkan akan meningkatkan program pembelian kembali saham yang diusulkan sebesar US$4 miliar menjadi US$10 miliar.

Keputusan ini akan menawarkan lebih banyak dukungan untuk saham yang 'dibuang'.

Pemimpin e-niaga China mengatakan Senin (28/12/2020) bahwa manajemen telah mengesahkan program peningkatan pembelian ini dan berlaku efektif selama dua tahun hingga akhir 2022.

Alibaba akan mulai membeli kembali saham pada kuartal ini.

Program buyback, yang dimulai kuartal ini, ternyata gagal membendung penurunan saham, yang merosot lebih dari 5 persen di Hong Kong ke level terendah enam bulan.

Dilansir oleh Bloomberg, Alibaba telah merugi lebih dari US$230 miliar, terpukul oleh pengawasan pemerintah China yang semakin mendalam dan tuduhan praktik monopoli.

Saham Tencent dan saingan Alibaba JD.com Inc. turun sekitar 2 persen di Hong Kong, sementara raksasa pengiriman makanan Meituan jatuh lebih dari 4 persen karena investor khawatir jaringan antitrust mungkin melebar lebih jauh.

Afiliasi Alibaba Health Information Technology Ltd. membukukan penurunan dua hari terakhir dan penurunan ini terbesar sejak Juli 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper