Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GIPI: Travel Bubble Bisa Diterapkan di Mandalika dan Labuan Bajo

Dalam kondisi seperti saat ini, tren kasus Covid-19 menjadi indikator penting bagi tiap negara untuk bisa menjalin kesepatakan dan menerapkan konsep tersebut.
Komodo menjadi iko di Labuan Bajo./KBRI Budapest
Komodo menjadi iko di Labuan Bajo./KBRI Budapest

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Djunaedi menilai konsep pariwisata travel bubble cukup memungkinkan untuk diterapkan di Mandalika dan Labuan Bajo. 

Kedua kawasan tersebut, disebut layak untuk dikembangkan serta dipromosikan sebagai destinasi wisata yang bertujuan menarik wisatawan mancanegara (wisman) dari sejumlah negara yang rencananya akan mulai dijajaki oleh pemerintah pada Januari 2021.

"Saya kira ini adalah ide bagus untuk mengembangkan serta mempromosikan kedua destinasi tersebut. Kuncinya, semua hal harus tersedia untuk menarik wisman. Baik itu aksesibilitas, amenitas, dan atraksi (3A)," ujar Didien kepada Bisnis.com, Jumat (25/12/2020).

Sebagaimana diketahui,pemerintah menyebut pembangunan di kedua lokasi tersebut cukup progresif. Di Mandalika, progres pembangunan untuk kawasan utama, yakni sirkuit Moto GP sudah 60 persen. Di Labuan Bajo, progres pembangunan juga sudah mencapai 60 persen dan kuartal I/2021 ditargetkan rampung.

Kendati demikian, efektivitas konsep travel bubble dalam menarik wisman tidak hanya bergantung kepada kesiapan infrastruktur. Melainkan juga kesiapan dalam menangani Covid-19 serta penerapan protokol kesehatan yang sesuai dengan standar Cleanliness, Healthy, Safety, Environment Sustainability (CHSE).

Sejauh ini, lanjutnya, jumlah wisman yang akan datang ke Tanah Air melalui penerapan konsep travel bubble belum dapat diprediksi karena masih harus melihat kesiapan destinasi serta promosi yang dilakukan.

Sementara untuk kontribusi sektor pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB) tahun depan, Didien mengatakan asosiasi baru bisa menentukan pada kuartal I/2021. Salah satu indikator penentunya adalah trafik kasus positif Covid-19 di Indonesia dalam beberapa bulan ke depan.

Perlu diketahui, travel bubble adalah konsep yang diterapkan melalui kesepakatan antar negara dalam membuka pintu bagi wisatawan agar bisa mengunjungi destinasi di negara-negara tertentu. 

Dalam kondisi seperti saat ini, tren kasus Covid-19 menjadi indikator penting bagi tiap negara untuk bisa menjalin kesepatakan dan menerapkan konsep tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper