Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPTJ Fokus Urusi Macet di Puncak hingga LRT Jabodebek pada 2021

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menjelaska fokus utama pada 2021, salah satunya adalah mengurai kemacetan di Puncak, Bogor.
Sejumlah kendaraan memadati jalur Puncak di Gadog, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/6//2019). Memasuki libur hari kedua Lebaran, wisatawan mulai memadati jalur Puncak Bogor sehingga Polres Bogor memberlakukan rekayasa lalu lintas sistem buka tutup serta pemberlakuan contraflow untuk mengurai kemacetan./Antara
Sejumlah kendaraan memadati jalur Puncak di Gadog, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/6//2019). Memasuki libur hari kedua Lebaran, wisatawan mulai memadati jalur Puncak Bogor sehingga Polres Bogor memberlakukan rekayasa lalu lintas sistem buka tutup serta pemberlakuan contraflow untuk mengurai kemacetan./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) memastikan akan fokus mengerjakan 3 kegiatan strategis pada 2021. Salah satunya yakni upaya mengurai kemacetan di wilayah Puncak, Kabupaten Bogor.

Kepala BPTJ Kemenhub Polana Banguningsih Pramesti menuturkan pihaknya akan fokus mengerjakan tiga kegiatan strategis pada 2021. Ketiga hal ini menjadi prioritas dalam penyelesaian sesuai Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) yang ditargetkan rampung pada 2029.

"Pada 2021 kami diminta fokus 3 kegiatan strategis, penanganan kemacetan di Puncak, Bogor yang sudah 40 tahun tidak terurai, kedua adalah rel kereta Jakarta loop line yang sedang penyempurnaan feasibility study [FS]," ujarnya, Rabu (23/12/2020).

Menurutnya, tugas BPTJ fokus salah satunya pada integrasi moda perkotaan, sehingga fokus ketiganya yakni menyiapkan titik integrasi moda LRT Jabodebek. Adapun, salah satu titik LRT Jabodebek, di kawasan Dukuh Atas akan ada fasilitas integrasi yang dilakukan oleh BPTJ.

Lebih lanjut, Polana menerangkan pengembangan transportasi di Jabodetabek mengacu kepada RITJ sesuai Perpres 55/2018 tentang RITJ yang di dalamnya banyak agenda strategis sesuai Perpres tersebut.

Polana yang pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Udara ini mengklaim saat ini sudah sebagian tugas dalam RITJ selesai, karena sudah jelas pembagian peran pemerintah dan pemangku kepentingan untuk menyelesaikan perkara transportasi di Jabodetabek.

"Salah satu yang sudah terlaksana tapi masih dalam proses adalah LRT Jabodebek, itu kegiatan pembangunan dikoordinir Ditjen Perkeretaapian tapi bagian dari RITJ," katanya.

Polana menerangkan saat ini BPTJ lebih banyak mengerjakan dokumen-dokumen perencanaan penyelenggaraan semua transportasi dalam RITJ tersebut. Dia menargetkan sesuai RITJ bahwa penggunaan angkutan umum harus di atas 60 persen pada 2029.

"Kami sesuai RITJ punya target cukup optimistis terutama modal share pada 2029 mencapai 60 persen pengguna angkutan umum, salah satunya menyiapkan infrastruktur agar transportasi perkotaan di Jabodetabek seamless, tak perlu banyak berganti moda ketika berpindah dari satu titik ke titik lain," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper