Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Telur Ayam Merangkak Naik, Ini Penjelasan Peternak

Berlanjutnya kenaikan harga pada telur dan daging ayam ras terjadi lkarena berkurangnya pasokan sebagai imbas dari pengurangan populasi yang dilakukan belum lama ini.
Pedagang menata telur di Pasar Benhil, Jakarta, Senin (13/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata telur di Pasar Benhil, Jakarta, Senin (13/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan peternak ayam petelur menjelaskan alasan kenaikan harga komoditas pangan tersebut dalam beberapa pekan terakhir.

Sejauh ini, harga rata-rata telur secara nasional menyentuh Rp28.000 per kilogram di sebagian besar wilayah di Pulau Jawa.

Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Nasional Musbar Mesdi menjelaskan kenaikan harga yang terjadi di pasaran dipicu oleh kenaikan permintaan selama pandemi.

Hasil perhitungan yang dilakukan Direktorat Jenderal Peternakan Hewan Kementerian Pertanian dan pelaku usaha memperkirakan terjadi pertumbuhan kebutuhan telur per kapita sebesar 4 kilogram pada 2020.

"Konsumsi per kapita selama pandemi dan WFH naik sekitar 4 kilogram per kapita dari 14,7 kilogram per kapita per tahun menjadi 18,7 kilogram per kapita. Ini di luar ekspektasi," kata Musbar dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Senin (21/12/2020).

Selain karena kenaikan permintaan, Misbar menjelaekan harga juga dipicu oleh harga bibit ayam layer yang menyentuh Rp17.000 per ekor.

Harga ini jauh meningkat dibandingkan harga pada September 2018 yang masih di kisaran Rp6.000 sampai Rp7.000 per ekor.

"Kami sebenarnya sudah mengeluhkan kenaikan harga yang terjadi bertahap sampai saat ini," ujarnya.

Musbar mengestimasi kenaikan harga bibit ayam petelur membuat biaya pemeliharaan pada 14 minggu pertama terkerek 40 persen.

Menurutnya, jika harga bibit ayam petelur dievaluasi sejak 2018, kenaikan pada 2020 bisa dihindari. Dia pun menyebutkan harga bahan baku pakan seperti meat bone meal (MBM) dan soy bean meal (SBM) yang diimpor cenderung naik. Musbar mengatakan kenaikan mencapai 40 persen.

Kepala Bidang Distribusi Pangan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Inti Pertiwi sebelumnya menjelaskan berlanjutnya kenaikan harga pada telur dan daging ayam ras terjadi lantaran berkurang pasokan sebagai imbas dari pengurangan populasi yang dilakukan belum lama ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper