Bisnis.com, SEOUL — LG Energy Solution menandatangani perjanjian bisnis dengan Indonesia tentang kerja sama baterai untuk kendaraan listrik.
LG Energy Solution memperingatkan terhadap interpretasi yang diperluas, dengan mengatakan perjanjian itu hanya nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) yang tidak mengikat tentang kerja sama komprehensif.
Nota kesepahaman, seperti dikutip dari www.ajudaily.com, ditandatangani, Jumat (18/12/2020) dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh Menteri Perdagangan, Industri dan Energi Korsel Sung Yun-mo, CEO LG Energy Solution Kim Jong-hyun, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI Bahlil Lahadalia.
Baca Juga
LG Energy Solution akan membuat pengumuman resmi nanti jika detailnya sudah diselesaikan. Perusahaan menolak untuk mengonfirmasi laporan berita bahwa mereka telah merundingkan kesepakatan paket yang mencakup penambangan nikel, peleburan, dan pabrik produksi baterai.
Upacara di sebuah hotel di Seoul dilakukan di sela-sela pembicaraan perdagangan antara Sung dan mitranya dari Indonesia Menteri Perdagangan Agus Suparmanto yang menandatangani perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA), yang setara dengan perjanjian perdagangan bebas, tetapi berfokus pada lingkup kerja sama ekonomi yang lebih luas.
LG Energy Solution yang dipisahkan dari LG Chem melakukan debut resminya sebagai entitas terpisah pada 1 Desember. Perusahaan itu menjalankan pabrik baterai di Korea Selatan, Eropa, China, dan Amerika Utara, serta membangun jaringan pasokan bahan baku yang stabil melalui perusahaan di Australia, China, dan negara lain.