Bisnis.com, JAKARTA - Ekspor domestik nonminyak Singapura (NODX) turun 4,9 persen secara tahunan pada November.
Dilansir Channel News Asia, Kamis (17/12/2020), data resmi dari Enterprise Singapura menunjukkan, penurunan dikontribusikan oleh barang-barang nonelektronik seperti petrokimia, farmasi dan emas nonmoneter, diikuti oleh elektronik.
Dalam skala bulan ke bulan yang disesuaikan secara musiman, ekspor naik 3,8 persen pada November, setelah penurunan 5,4 persen pada bulan sebelumnya. Ekspor domestik elektronik dan nonelektronik tumbuh.
Total perdagangan turun 8,7 persen pada November pada basis tahun ke tahun, menyusul penurunan 9 persen dari bulan sebelumnya. Hal ini terutama disebabkan oleh perdagangan minyak yang terus mengalami penurunan di tengah harga yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu, menyusul kontraksi pada Oktober.
Total ekspor turun 8 persen pada November, setelah pada Oktober turun 8,7 persen. Total impor juga menyusut 9,4 persen pada November, menyusul penurunan 9,3 persen pada Oktober.
Dalam skala musiman bulan ke bulan, total perdagangan tumbuh sebesar 3,7 persen pada bulan November, setelah penurunan 3,4 persen pada bulan sebelumnya.
Baca Juga
Total ekspor juga tumbuh 3 persen pada November setelah penurunan 1,6 persen pada Oktober, sementara total impor naik 4,5 persen setelah penurunan 5,2 persen.
Pengiriman produk elektronik turun 3,8 persen secara tahunan pada November, menyusul penurunan 0,5 persen di bulan sebelumnya. Sirkuit terpadu, produk media disk dan komponen komputer pribadi berkontribusi paling besar terhadap penurunan tersebut, masing-masing turun 7,9 persen, 9,7 persen dan 12,1 persen.
Pengiriman nonelektronik turun 5,2 persen pada November, setelah penurunan 4 persen pada Oktober. Penurunan ekspor petrokimia, yang menurun 18,5 persen, merupakan penyumbang utama, diikuti oleh obat-obatan (-13,4 persen) dan emas nonmoneter (-15,1 persen).
Ekspor ke pasar utama secara keseluruhan menurun pada November, meskipun ekspor ke Amerika Serikat, Jepang, Taiwan, Malaysia, Thailand dan Hong Kong tumbuh. China, Uni Eropa dan Indonesia adalah kontributor terbesar penurunan ekspor.
Pengiriman ke China turun 18,4 persen, setelah bulan sebelumnya tumbuh 5 persen. Ini dipimpin oleh emas non-moneter (-98,2 persen), petrokimia (-25,5 persen) dan sirkuit terintegrasi (-17,9 persen).
Ekspor ke UE menyusut 24,6 persen menyusul kenaikan 0,8 persen pada bulan Oktober. Ini dipimpin oleh obat-obatan (-50,2 persen), olahan makanan (-96,3 persen) dan mesin listrik (-53,0 persen).
Sedangkan pengiriman ke Indonesia juga mengalami kontraksi 10,9 persen pada November, menyusul penurunan 10,7 persen pada bulan sebelumnya.
Hal ini disebabkan oleh turunnya pengapalan petrokimia (-31,6 persen), bahan kimia khusus lainnya (-45,2 persen) dan mesin dan motor non-listrik (-99,3 persen).