Bisnis.com, JAKARTA — PT Auri Steel Metalindo melakukan seremoni tutup atap atau topping off pabrik baru di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah.
Auri Steel menanamkan modalnya di Kawasan Industri Kendal sebesar US$4,9 juta dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.000 orang. Perusahaan ini akan memproduksi atap baja ringan dengan kapasitas mencapai 400.000 ton per tahun.
Direktur Utama PT Auri Steel Metalindo Auripallas Pramana mengatakan realisasi pembangunan pabriknya sudah mulai dilakukan sejak awal 2020. Menurutnya, KIK sebagai Kawasan Ekonomi Khusus memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan Kawasan lainnya.
"Kami juga memiliki confidence level yang tinggi dengan pengembangnya, yaitu PT Jababeka dan Sembcorp dari Singapura. Sebab untuk menentukan lokasi pabrik, kontinuitas dan peran pengelola sangat penting untuk keberlangsungan operasi pada jangka panjang,” katanya melalui siaran pers, Kamis (17/12/2020).
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier mengatakan industri baja sebagai sektor hulu memiliki peran yang vital dalam menopang pembangunan nasional.
“Pabrik baru PT Auri Steel Metalindo ini merupakan sebuah prestasi tersendiri bagi Kawasan Industri Kendal dan Provinsi Jawa Tengah dalam kontribusinya membangun perekonomian nasional, khususnya pada sektor industri baja, di tengah masa pandemi Covid-19,” ujarnya.
Baca Juga
Taufik menegaskan pemerintah bertekad untuk mengkaselerasi program substitusi impor 35 persen pada tahun 2022. Salah satunya menyasar di sektor industri logam.
Guna mewujudkan sasaran tersebut, diperlukan penciptaan iklim usaha industri yang kondusif dan kompetitif sehingga mendongkrak utilisasi serta kemampuan inovatif di sektor industri.
Untuk menopang penciptaan iklim usaha industri logam yang kondusif di masa pandemi saat ini, pemerintah dalam hal ini Kemenperin telah menjalankan beberapa kebijakan strategis bagi sektor industri agar bisa tetap menjalankan kegiatan usahanya sehingga bisa bertahan dalam kondisi sulit ini.
Kebijakan tersebut di antaranya penerapan regulasi impor baja berdasarkan supply-demand dan fasilitas harga gas bumi bagi sektor industri sebesar US$6 per MMBtu.
Selain itu, menerbitkan Izin Operasional Mobilitas dan Kegiatan Industri (IOMKI) yang bertujuan untuk menjaga aktivitas industri dapat tetap beroperasi dengan protokol kesehatan yang ketat.