Bisnis.com, JAKARTA – Langkah paradoks diambil oleh pemerintah seiring dengan rencana membuka kembali pintu masuk bagi wisatawan mancanegara (wisman) di tengah hadirnya kebijakan pengetatan aktivitas masyarakat yang berpotensi berdampak negatif bagi industri pariwisata Indonesia.
Menurut ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani, meskipun pemulihan industri pariwisata dinilai sebagai langkah yang cukup instan dalam memulihkan ekonomi nasional, tetapi langkah tersebut justru akan menghadapkan industri pariwisata Indonesia dengan pilihan sulit.
"Pasalnya, tidak ada jaminan bahwa wisman akan berkenan untuk berkunjung ke Tanah Air. Mereka [wisman] belum tentu datang karena 2 hal; pertama, kebijakan negaranya; kedua, mereka belum yakin dengan penanganan Covid-19 di Indonesia. Jadi, efeknya belum akan terlalu signifikan," ujar Aviliani kepada Bisnis.com, Kamis (17/12/2020).
Oleh karena itu, sambungnya, signifikansi dari pembukaan kembali pintu masuk bagi wisman diperkirakan tidak akan sebanding dengan keuntungan yang bisa diraup jika pemerintah memfokuskan diri untuk mendorong kunjungan wisatawan domestik.
Kendati tidak memberikan pemasukan dalam bentuk devisa, lanjutnya, tetapi wisatawan domestik cenderung lebih yakin dalam berwisata dan efek positifnya juga lebih pasti bagi industri lain yang berkaitan dengan sektor pariwisata, mulai dari makanan dan minuman (mamin), perhotelan, transportasi, hiburan, hingga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Pemerintah pun diminta untuk tidak terburu-buru membuka keran bagi wisman yang dinilai berpotensi besar hanya akan memberikan efek yang tidak signifikan bagi industri pariwisata Tanah Air.
Sebaliknya, program promosi untuk wisatawan domestik yang dinilai 'tinggal jalan' justru harus diperbanyak sembari menerapkan protokol kesehatan secara tegas.
"Wisatawan domestik harusnya didorong terlebih dahulu. Saya yakin dampaknya akan luar biasa untuk pertumbuhan ekonomi. Kalau wisman yang didahulukan, belum tentu bisa memberikan efek signifikan," lanjutnya.