Bisnis.com, JAKARTA — Produsen rantai pendingin Tanah Air menyebut mampu menyediakan cold chain yang dibutuhkan untu vaksin jenis Pfizer atau Moderna yakni dengan kemampuan -70C.
Ketua Umum Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) Hasanuddin Yasni mengatakan saat ini ada sekitar lima hingga enam unit cold chain yang memiliki kemampuan tersebut. Menurutnya kapasitas untuk cold chain tersebut berkisar 10 ton dan memenuhi standar kecukupan penyimpanan vaksin.
"Memang kalau harga cukup mahal sekitar Rp1,5 miliar - Rp2 miliar per kendaraan karena teknologi canggih di dalamnya. Namun, itu setara harga mobil mewah saja kan," katanya kepada Bisnis, Selasa (15/12/2020).
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut alasan pemerintah Indonesia tidak akan membeli vaksin dari Pfizer atau Moderna karena syarat penyimpanan dan distribusi dingin (cold chain) vaksin yang berbeda dengan produsen tersebut.
Erick yang juga Wakil Ketua IV dan Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) mengatakan vaksin yang akan dibeli pemerintah juga vaksin yang cold chain atau distribusinya friendly, yaitu -2oC sampai -8 oC.
Ada pun vaksin pengadaan vaksin baik dari Sinovac, Novavax, maupun AstraZeneca, disebutnya telah memenuhi persyaratan tersebut. Sementara itu, Erick menuturkan vaksin Pfizer membutuhkan suhu -70oC, sementara vaksin Moderna membutuhkan suhu -20 oC dalam rantai distribusinya.
Baca Juga
"Kalau kita harus membongkar sistem distribusi kita jadi -20 oC, ini akan menghambat distribusi yang biasa kita lakukan. Kalau persiapan ini tiga tahun lagi, beda, tapi ini persiapan yang harus dilakukan dan sistem distribusi kita sudah berjalan baik selama ini dengan -2 oC sampai -8 oC," katanya.
Wakil Menteri BUMN I sekaligus Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin dalam rapat bersama Komisi IX pekan lalu menyebut pemerintah segera menghubungi produsen vaksin Moderna asal Amerika Serikat itu untuk melakukan pemesanan.
Adapun yang sudah pasti dipesan saat ini, kata Budi, yakni dari dua produsen yakni vaksin Sinovac sebanyak 125,5 juta dosis dan vaksin Novavax 30 juta dosis.
Budi juga memastikan pemerintah berpotensi untuk pengadaan vaksin sebanyak 116 juta dosis. Terdiri dari vaksin Pfizer potensinya sebanyak 50 juta dosis, AstraZeneca 50 juta dosis, dan Covax atau Gavi 16 juta dosis.
"Sehingga, totalnya firm order dan potensi yang sudah kami persiapkan untuk tahun depan sudah ada 271 juta dosis vaksin. Ini sedikit di atas 246 juta dosis vaksin yang dibutuhkan," katanya.