Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ternyata, Kelangkaan Kontainer Kosong Akibat Tarik Menarik dengan China

Sebenarnya pihak asosiasi dan pemerintah tidak dapat berbuat banyak dalam permasalahan kelangkaan kontainer ekspor yang tengah terjadi karena hal ini merupakan masalah bisnis ke bisnis.
kontainer. /HSN Group.
kontainer. /HSN Group.

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pemilik Kapal Nasional atau Indonesia National Shipowners Association (INSA) mengungkapkan, terjadi persaingan antar negara dalam menarik kontainer kosong ukuran 40 kaki.

Pemerintah perlu memberikan insentif guna menyaingi China yang juga memberikan insentif bagi pelayaran internasional.

Ketua DPP INSA Carmelita Hartoto menuturkan sebenarnya pihak asosiasi dan pemerintah tidak dapat berbuat banyak dalam permasalahan kelangkaan kontainer ekspor yang tengah terjadi karena hal ini merupakan masalah bisnis ke bisnis (BtoB).

Pihaknya dan pemerintah hanya dapat membantu mempertemukan eksportir dan pelayaran internasional untuk mendapatkan titik temu permintaan dan penawaran kontainer kosong.

"Kami minta Kemendag mendata kira-kira berapa kontainer yang diperlukan saat ini dan tujuan ke negara mana barangnya apa saja. Ke depan akan duduk bersama eksportir dan pelayaran internasional, untuk melihat kira-kira bisa bantu tidak pelayaran internasional ini walaupun sudah turun kontainernya di Indonesia," jelasnya, Senin (14/12/2020).

Lebih lanjut, saat ini eksportir Indonesia tengah bersaing dengan eksportir China guna mendapatkan kontainer kosong untuk kebutuhan ekspor.

Kedua negara sudah mulai pulih dan kembali dapat melaksanakan ekspor, tetapi kontainer masih terbatas karena pandemi membuat kinerja logistik di sejumlah negara melambat.

Dia menerangkan, negara China membantu para eksportir dengan memberikan subsidi dan kemudahan di pelabuhan sehingga para pelayaran cenderung mengarahkan kontainer kosongnya ke negara China untuk dilanjutkan ke negara lain.

"Indonesia perlu bersaing menarik kontainer, pemerintah harus beri hal yang sama berupa insentif ke pelayaran, kelihatannya ada solusi dan bertahap, dan sangat bergantung pada hasil negosiasi eksportir dan pelayarannya," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper