Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ALFI Ungkap Penyebab Kontainer Ekspor Langka

Saat ini kelangkaan kontainer ekspor di Indonesia salah satunya akibat dari perdagangan ke AS yang dinilai lebih menarik.
Petugas mengecek kontainer berisi vaksin Covid-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (6/12/2020). Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac, China, tiba di tanah air untuk selanjutnya akan diproses lebih lanjut ke Bio Farma selaku BUMN produsen vaksin. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Petugas mengecek kontainer berisi vaksin Covid-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (6/12/2020). Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac, China, tiba di tanah air untuk selanjutnya akan diproses lebih lanjut ke Bio Farma selaku BUMN produsen vaksin. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia sulit mendapatkan kontainer kosong akibat persaingan yang tidak seimbang pada perdagangan internasional. Pasalnya, pelayaran menuju Amerika Serikat (AS) lebih menarik dibandingkan dengan internal Asia.

Ketua DPP Asosiasi Logistik Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menjelaskan saat ini kelangkaan kontainer ekspor di Indonesia salah satunya akibat dari perdagangan ke AS yang dinilai lebih menarik.

"International shipment sangat dipengaruhi oleh perdagangan USA, butter and bread industri shipping adalah angkutan ke AS keuntungannya besar sementara angkutan intra Asia kurang menguntungkan sehingga secara urutan daya tarik angkutan adalah menuju AS, Eropa , baru angkutan intra asia," jelasnya kepada Bisnis, Senin (14/12/2020).

Lebih lanjut, menurunnya perdagangan global termasuk aktivitas ekspor AS mengakibatkan industri pelayaran merasionalisasi biaya dengan melakukan penundaan pelayaran, ditambah impor oleh AS yang tidak diimbangi dengan ekspornya mengakibatkan petikemas bekas impor tertahan di AS, sehingga terjadi kelangkaan petikemas secara global termasuk Indonesia.

Dia menuturkan, wacana intervensi pemerintah untuk atasi kelangkaan container kurang efektif apabila menggunakan insentif karena perlu biaya sangat besar, sementara secara alami naiknya harga pengiriman akan normal pada saat perdagangan dunia sudah pulih kembali, layaknya mekanisme pasar.

"Kelangkaan petikemas dan ruang kapal memberikan windfall [durian runtuh] kepada operator pelayaran dunia akibat hukum supply and demand contohnya freight dari Jakarta ke Eropa saat ini naik menjadi 500 persen," urainya.

Di sisi lain, tingginya biaya angkutan untuk pelayaran internasional Indonesia dipengaruhi perilaku industri dan perdagangan nasional. Pasalnya, terdapat ketidakcocokan jenis kontainer antara ekspor dan impor di Indonesia.

"Impornya adalah heavy cargo yang menggunakan petikemas ukuran 20 kaki, sementara untuk ekspor umumnya adalah light comodities seperti alas kaki, elektronik dan furnitur menggunakan petikemas 40 kaki," katanya.

Dampaknya, setiap kali kegiatan impor, pelayaran harus mereposisi peti kemas 20 kaki dan untuk keperluan ekspor harus mendatangkan peti kemas kosong 40 kaki yang semuanya diperhitungkan dalam biaya angkut.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper