Bisnis.com, JAKARTA - Untuk tahun depan, pemerintah menyiapkan lima langkah untuk meningkatkan investasi di Tanah Air.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan lima langkah tersebut, yakni finalisasi Rancangan Undang-Undang (RUU) terkait Ketentuan dan Fasilitasi Perpajakan, pemberian fasilitas kemudahan akses pinjaman perbankan, pemberian fasilitasi investasi seperti percepatan perizinan berusaha di kementerian, lembaga, dan daerah melalui sistem Online Single Submission (OSS) terintegrasi.
Langkah lainnya yaitu pemberian kemudahan untuk investasi berorientasi ekspor dan kemudahan dalam pemenuhan bahan baku dalam negeri dan ekspor.
"Target peningkatan ekspor barang dan jasa diprediksi sebesar 4,5 persen pada 2021, didorong naiknya permintaan ekspor Indonesia akibat pulihnya aktivitas ekonomi," ujar Suharso.
Sementara itu, target peningkatan konsumsi masyarakat dibidik 4,7 persen. Target ini akan didorong tingkat inflasi yang rendah, perluasan bantuan sosial, dan alokasi Kartu Prakerja.
Konsumsi pemerintah juga ditargetkan naik 6,2 persen dengan relaksasi aturan batas defisit anggaran yang terus berlaku hingga 2021.
Baca Juga
Target peningkatan impor barang dan jasa juga meningkat, diprediksi tumbuh 5,9 persen dengan penguatan aktivitas ekonomi domestik.
Pertumbuhan ekonomi dari sisi lapangan usaha mengandalkan sektor industri, perdagangan, serta penyediaan akomodasi dan makan minum sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, sementara sektor terdampak negatif diharapkan pulih, seiring dengan normalnya kondisi global dan domestik yang berujung pada semakin bergeraknya roda industri dan memicu kedatangan wisatawan.
Akselerasi pertumbuhan ekonomi juga didukung peningkatan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang didorong pulihnya permintaan domestik dan global serta meningkatnya produktivitas lahan dan penguatan nilai tambah produk.
Dilihat dari kacamata kewilayahan dan regional, pemulihan ekonomi Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi akan diungkit oleh peningkatan harga komoditas, khususnya batu bara, minyak sawit mentah, dan nikel.
Untuk Jawa, perbaikan pasokan bahan baku dan efisiensi logistik juga diprediksi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, sementara pemulihan ekonomi Bali dan Nusa Tenggara didorong oleh faktor wisatawan mancanegara.
Peran Kawasan Timur Indonesia juga menjadi salah satu fokus arah kebijakan peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah pada 2021.
“Bappenas optimistis perbaikan [pemulihan ekonomi] tersebut dapat terus berlanjut hingga 2021, meski tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 masih akan mewarnai tahun depan dan proses pengendalian Covid-19 sangat bergantung pada penemuan dan distribusi vaksin hingga mencapai herd immunity,” jelas Suharso.
Faktor pamungkas untuk pemulihan ekonomi Indonesia adalah kebijakan pengendalian Covid-19, terutama agar 2021 menjadi tahun di mana Indonesia mampu mengejar target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020- 2024 yang mengamanatkan ekonomi Indonesia tumbuh rata-rata 5,7–6,0 persen per tahun.
Langkah ini demi menjadikan Indonesia negara berpendapatan tinggi sesuai Visi Indonesia 2045 yang disusun sebagai cita-cita 100 Tahun Kemerdekaan.