Bisnis.com, JAKARTA — Empat BUMN energi akan memiliki porsi kepemilikan saham yang sama besar dalam Indonesia Battery Holding.
Hal itu terungkap dari ucapan Wakil Menteri BUMN Budi G. Sadikin dalam webinar Indonesia Energy Transition Dialogue 2020, Rabu (9/12/2020).
Budi menyebutkan bahwa BUMN yang tergabung dalam IBH, yakni Mining and Industry Indonesia (MIND ID), PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk., akan memiliki saham IBH masing-masing sebesar 25 persen.
"Kami sudah bentuk kerja sama Indonesia Battery, yakni holding company yang dimiliki 25 persen oleh PLN, 25 persen oleh Pertamina, 25 persen oleh MIND ID, dan 25 persen dari Antam," ujar Budi.
Dia mengatakan bahwa pembentukan holding ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan cadangan nikel Indonesia yang merupakan cadangan nikel terbesar di dunia.
Nikel merupakan logam yang sangat penting bagi Indonesia karena menjadi komponen utama dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.
Holding baterai ini akan mengolah produk nikel dari hulu ke hilir hingga menjadi produk baterai kendaraan listrik.
"Holding ini sudah terbentuk dan sudah tanda tangan dengan perusahaan asal China, CATL, dan Korea Selatan, LG Chem. Kenapa mereka karena meraka merupakan perusahaan nomor satu dan dua dalam manufaktur EV [electric vehicle] battery," katanya.
Sebelumnya, Group CEO MIND ID Orias Petrus Moedak mengungkapkan bahwa negosiasi dengan konsorsium asal China yang dipimpin oleh Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL) dan investor asal Korea Selatan, LG Chem Ltd., untuk proyek pengembangan baterai listrik di Indonesia masih terus berlanjut. Kesepakatan diharapkan dapat tercapai pada awal tahun depan.
Orias menyebutkan bahwa Antam telah menandatangani nota kesepahaman dan kesepakatan awal dengan konsorsium pimpinan CATL dan LG Chem.
Dia menuturkan bahwa saat ini negosiasi lanjutan dengan calon mitra asing tersebut terus berlangsung. Antam akan memimpin negosiasi dengan konsorsium CATL dan Pertamina akan memimpin negosiasi dengan LG Chem.