Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 saat pertama kali menyerang Indonesia pada Maret lalu membuat kehebohan yang luar biasa. Hingga akhirnya pembatasan sosial berskala besar diterapkan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa saat itu hotel hingga pusat perdagangan tutup. Intinya, sektor keuangan Indonesia bergejolak.
“Negara kita mengalami capital outflow yang luar biasa tinggi. Pada April kita lihat Rp124 triliun capital outflow,” katanya, Selasa (8/12/2020).
Sri menjelaskan bahwa kondisi itu membuat kekagetan pada harga saham, surat berharga, dan nilai tukar rupiah. Apabila pemerintah tidak hati-hati, semua itu akan mempengaruhi neraca perusahaan.
Kondisi tersebut membuat Kemenkeu, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjaminan Simpanan yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) bergerak cepat.
KSSK, tambah Sri, melakukan kajian seperti apa kondisi ke depannya. Apa yang akan terjadi dengan situasi yang bergejolak di tengah pandemi.
Baca Juga
“Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah gejolak itu bisa menjadi krisis keuangan. Apa yang harus kita lakukan untuk membuat sektor keuangan dan ekonomi resilience dan berdaya tahan meski ada hantaman,” jelasnya.