Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Incar Investor Global Masuk Kawasan Industri

Kementerian Perindustrian tetap gencar menarik pabrikan global untuk investasi di Indonesia untuk memperkuat struktur industri di dalam negeri sekaligus mendorong upaya pemulihan ekonomi.
Foto udara proyek pembangunan Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan Pelabuhan Patimban akan menjadi pusat pertumbuhan kota metropolitan baru dalam pengembangan segitiga emas Rebana, serta diharapkan dapat menciptakan kurang lebih 4,3 juta lapangan pekerjaan baru yang terdiri dari pekerjaan dalam kawasan industri dan juga sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Foto udara proyek pembangunan Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan Pelabuhan Patimban akan menjadi pusat pertumbuhan kota metropolitan baru dalam pengembangan segitiga emas Rebana, serta diharapkan dapat menciptakan kurang lebih 4,3 juta lapangan pekerjaan baru yang terdiri dari pekerjaan dalam kawasan industri dan juga sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian tetap gencar menarik pabrikan global untuk investasi di Indonesia untuk memperkuat struktur industri di dalam negeri sekaligus mendorong upaya pemulihan ekonomi.

Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Dody Widodo mengatakan pemerintah telah mengeluarkan berbagai insentif baik fiskal maupun nonfiskal guna menarik investasi pabrikan.

Bentuk insentif fiskal itu di antaranya tax holiday, tax allowance, super tax deduction, dan fasilitas bea masuk. Adapun insentif nonfiskal, di antaranya program pelatihan dan sertifikasi SDM, penerapan Objek Vital Nasional Sektor Industri (OVNI), sertifikasi standar dan kegiatan litbang bagi industri kecil menengah (IKM), pembangunan infrastruktur industri, dukungan promosi, serta konsultasi bantuan hukum dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

"Selain insentif fiskal dan nonfiskal, pemerintah juga telah menyiapkan fasilitas kawasan industri bagi para investor. Terdapat 27 kawasan Industri yang diprioritaskan untuk pembangunan jangka menengah, periode 2020-2024," katanya melalui siaran pers, Selas (8/12/2020).

Menurut Dody, kehadiran pandemi Covid-19 memberikan dampak signfikan bagi berbagai aspek, seperti kesehatan, ekonomi, dan sosial. Namun demikian, pandemi juga diyakini membawa peluang dalam pembangunan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Salah satunya adalah realokasi fasilitas produksi oleh perusahaan multinasional yang ingin mendiversifikasi risikonya. Sebab, pandemi telah menunjukan bahwa banyak perusahaan saat ini terlalu memusatkan fasilitas produksinya di satu negara. Hal tersebut tentunya dapat memperburuk risiko gangguan dalam rantai nilai strategis seperti produk yang terkait dengan kesehatan, elektronik, dan otomotif.

Dody optimistis bahwa langkah menuju diversifikasi lebih lanjut oleh perusahaan multinasional tersebut akan menawarkan peluang besar bagi Indonesia terutama pada pembangunan sektor industri. Apalagi, industri manufaktur merupakan sektor andalan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui investasi dan ekspor.

Selain itu, peningkatan investasi pada sektor industri manufaktur selama ini telah membawa dampak yang luas dan positif bagi perekonomian, salah satunya adalah bertambahnya penyerapan tenaga kerja. Kemenperin mencatat, pada Januari-September 2020, realisasi investasi sektor industri senilai Rp201,9 triliun atau meningkat 37% dibandingkan periode yang sama 2019.

“Dari peningkatan investasi di sektor industri, terjadi penyerapan tenaga kerja sebanyak 17,48 juta orang per Agustus 2020, atau berkontribusi 13,61% dari total tenaga kerja nasional,” sebut Dody.

Berikut ini lima industri yang menyedot investasi terbesar investasi hingga September 2020

- Industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp69,79 triliun
- Industri makanan dan minuman Rp40,53 triliun
- Industri kimia dan farmasi Rp35,63 triliun
- Industri kendaraan bermotor dan alat transportasi Rp8,87 triliun
- Industri mineral nonlogam Rp8,66 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper