Bisnis.com, JAKARTA – Setelah dengan Filipina, AirNav Indonesia akan melanjutkan penerapan teknologi yang menghubungkan data penerbangan ATS Inter-facility Data Communication (AIDC) atau disebut komunikasi data antarsistem dengan Papua Nugini, Malaysia, dan Amerika Serikat.
Direktur Utama AirNav Indonesia M. Pramintohadi Sukarno mengatakan AIDC juga akan diimplementasikan untuk koordinasi antara pusat pengendalian lalu lintas udara di MATSC dengan pusat pengendalian lalu lintas udara di Port Moresby Papua Nugini, Kota Kinabalu di Malaysia, dan Oakland di Amerika Serikat.
“Penerapan teknologi ini akan semakin meningkatkan konektivitas udara Indonesia secara regional,sehingga dapat berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya, Minggu (6/12/2020).
Dia menjelaskan data penerbangan dari sistem ATC AirNav Indonesia di Makassar Air Traffic Services Center (MATSC) telah berhasil dihubungkan dengan data penerbangan dari sistem ATC yang berada di Manila, Filipina. Teknologi yang menghubungkan data penerbangan kedua negara disebut dengan ATS Inter-facility Data Communication (AIDC), atau secara singkat dapat disebut sebagai komunikasi data antarsistem.
Adanya penerapan AIDC antara Indonesia dan Filipina itu membuat penerbangan lintas benua dari utara ke selatan atau sebaliknya dapat dikoordinasikan berbasis data atau dalam istilah teknisnya disebut voiceless coordination.
Indonesia dengan Australia telah lebih dulu menerapkan teknologi ini beberapa tahun yang lalu dan telah berjalan dengan sangat baik, dan kini negara tetangga di bagian utara juga dapat ikut merasakan keuntungannya.
Baca Juga
Koordinasi yang disampaikan berisi tentang data penerbangan yang menghubungkan antarnegara. Salah satu keunggulan AIDC yakni bekerja secara real time menjalankan pertukaran data penting penerbangan yang menghubungkan kedua negara.
Penyedia pelayanan navigasi penerbangan Filipina, yang pada pertengahan 2019 telah sepakat dengan Indonesia untuk menerapkan teknologi ini. Lalu pada akhir 2019, uji coba penerapan AIDC antarkedua negara ini resmi dilakukan. Masa percobaan kala itu memerlukan waktu sekitar 6 bulan, sejak 10 Oktober 2019 sampai dengan 23 April 2020.
Setelah masa uji coba selesai, dilanjutkan dengan tahap evaluasi. Pada tahap ini dilakukan penelitian mengenai keberhasilan dan kegagalan yang terjadi, kekurangan dan kelebihan yang ditemukan, serta dampak pada hubungan koordinasi jalur penerbangan yang menghubungkan antar kedua negara.
Meski pandemi Covid-19 melanda dunia sejak awal 2020, hal tersebut tidak menyurutkan kedua negara untuk terus mengejar penyelesaian implementasi teknologi ini. Melalui serangkaian diskusi secara daring antara Indonesia dan Filipina, pada 3 Desember 2020 disepakati sebagai hari pertama dimulainya pertukaran data penerbangan secara otomatis antara sistem ATC di MATSC dan sistem ATC di Manila, Filipina.