Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belanja Turis Muslim Diprediksi Pulih 2021, RI Siap-siap Ketiban Rezeki

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar dunia, posisi Indonesia sangat strategis di dalam peta persaingan pariwisata berbasis kehalalan di antara negara-negara lainnya.
Foto udara destinasi wisata pantai Seger di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Rabu (12/8/2020).ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Foto udara destinasi wisata pantai Seger di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Rabu (12/8/2020).ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Bisnis.com, JAKARTA – Industri pariwisata Indonesia menjadi salah satu yang berpotensi besar dalam meraup cuan dari pemulihan ekonomi Islam.

Selain karena tren ekonomi Islam diperkirakan segera pulih, Indonesia juga berada di posisi teratas sebagai negara paling potensial untuk ketiban rezeki. 

Dalam laporan State of Global Islamic Economy Report 2020/2 (SGIE), Indonesia termasuk ke dalam 5 besar negara di peringkat teratas dari 81 negara yang dievaluasi. Negara-negara tersebut antara lain Malaysia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Indonesia, dan Yordania.

Menurut pendiri Have Halan Will Travel Mikhail Melvin Goh, Indonesia merupakan salah satu pemimpin pasar di kawasan Asia Tenggara yang notabene adalah pemain penting dalam ekonomi Islam global.

"Pemimpin pasar ekonomi Islam di antaranya adalah Malaysia dan Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara sendiri merupakan pemain penting dalam ekonomi Islam global," ujar Goh dalam acara bertajuk Halal in Asia: 2020 yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (2/12/2020).

Dinyatakan sebagai salah satu negara paling potensial, rencana pemerintah Indonesia untuk mengembangkan kawasan pariwisata khusus produk halal pun tampaknya menjadi semakin mulus.

Pasalnya, pengeluaran umat Islam yang dihabiskan untuk membeli produk-produk halal diperkirakan pulih pada 2021, setelah tahun ini diestimasikan turun akibat terdampak pandemi.

Menurut laporan tahun SGIE, jumlah pengeluaran umat Muslim pada 2020 menyusut sebesar 8 persen akibat pandemi dari US$2,02 triliun pada 2019 yang dihabiskan untuk produk makanan, farmasi, kosmetik, busana muslim, pariwisata, dan media.

Kendati demikian, total pengeluaran (tidak termasuk perjalanan) diperkirakan akan pulih pada akhir 2021 dan diprediksi mencapai US$2,3 triliun pada 2024 dengan tingkat pertumbuhan tahunan kumulatif (CAGR) sebesar 3,1 persen.

Dengan demikian, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) halal, khususnya di sektor pariwisata Indonesia, memiliki prospek untuk dikembangkan dengan konsep tersebut pascapandemi Covid-19.

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar dunia, posisi Indonesia sangat strategis di dalam peta persaingan pariwisata berbasis kehalalan di antara negara-negara lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper