Bisnis.com, JAKARTA - Optimalisasi pengelolaan aset atau barang milik negara (BMN) perlu diperkuat untuk menciptakan nilai tambah bagi masyarakat maupun sumber pundi-pundi baru bagi negara.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut dirinya sering menemukan kasus, ada aset yang dibangun untuk sebuah event tertentu, namun begitu acara tersebut selesai aset-aset itu tak digunakan lagi.
"Kita berpikir keras bagaimana memanfaatkan banyak gedung-gedung dibangun oleh oleh pemerintah. Kadang-kadang kita pun sudah selesai membangun gedung kita lupa bahwa aset itu masih bisa kita optimalkan," kata Sri Mulyani, Selasa (24/11/2020).
Sri Mulyani memotivasi para aset manajer untuk berinovasi dalam mengoptimalkan potensi aset-aset milik negara yang khusus BMN saja nilainya lebih ribuan triliun. Salah satu poin yang dia tekankan adalah memikitkan bagaimana aset tersebut bisa bekerja dan menghasilkan nilai tambah.
"Kalau saya bicara tentang nilai tambah manfaat tidak selalu dalam bentuk uang, bisa lokasi dijadikan taman sehingga masyarakat kita bisa berinteraksi di sana itu asep itu bermanfaat secara sosial," jelasnya.
Adapun, Sri Mulyani memaparkan bahwa saat ini jumlah BMN yang dicatat oleh Kemenkeu senilai lebih dari Rp6.000 triilun. Angka ini belum termasuk 272 aset berupa properti, 2 kilang minyak, dan kawasan Ciperna yang dilelola Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
Baca Juga
"Aset-aset ini diharapkan akan dikelola sehingga dia menghasilkan penerimaan negara atau manfaat yang maksimal sehingga dia bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," tegasnya.