Bisnis.com, JAKARTA - PT Citra Van Titipan Kilat atau TIKI akan melakukan ekspansi produk terbarunya, ke kota-kota besar di Indonesia pada Desember 2020. Adapun, ekspansi lebih lanjut dilakukan pada 2021.
Presiden Direktur TIKI Yulina Hastuti menuturkan pengembangan inovasi yang dilakukan perusahaan selalu berbasis di wilayah Jakarta terlebih dahulu. Ketika inovasi berhasil baru ditularkan ke daerah.
Pasalnya, secara bentuk perusahaan, TIKI menjadi pelopor bisnis jasa kurir yang bersifat keagenan dan waralaba, sehingga kantor-kantor cabang yang ada di daerah merupakan mitra agen waralabanya. Dengan demikian, bentuk koordinasinya pun tidak seperti ketika cabang di daerah menjadi milik pusat.
"Segala sesuatu produk baru kami pastinya akan Jakarta dahulu kami kembangkan Jabodetabek terutama melihat respons di masyarakat, juga kesiapan yang kami miliki. Dari situ minta seluruh cabang TIKI seluruh Indonesia baru memberikan layanan ini ke pelanggannya," ujarnya dalam sesi wawancara bersama Bisnis.com, Jumat (23/11/2020).
Menurutnya, ada sejumlah produk andalan yang baru saja dirilis selama pandemi Covid-19 ini, yakni Serlok atau seller online booking layanan bagi penjual online yang dapat melakukan pemesanan langsung dan rutin melalui aplikasi sekaligus mengintegrasikan jaringan jika sudah memiliki situs daring sendiri.
Layanan lainnya, yakni putar atau jemput antar, layanan instant courier yang dilayani melalui aplikasi WhatsApp, khusus di wilayah Jabodetabek. Dengan harga yang lebih terjangkau daripada pesaing instant courier yang sudah ada.
Baca Juga
"Paling cepat Desember merambah kota-kota besar dahulu, seperti Surabaya, Batam, yang besar-besar dahulu. Pada 2021 atau mungkin di Desember ini sudah ke seluruh TIKI di indonesia, pelanggan kami di seluruh Indonesia masih menginginkan kemudahan dari TIKI itu akan kami laksanakan kepada seluruh pelanggan kami di TIKI," urainya.
Lebih lanjut, dalam rencana hingga 5 tahun mendatang, pihaknya fokus mengembangkan jaringan distribusi agar dapat menjangkau hingga lebih dari 90 persen wilayah Indonesia.