Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mencatat penerima program Kartu Prakerja hingga gelombang 11 telah mencapai 5,6 juta orang.
Sementara itu, jumlah pendaftar program kartu Prakerja, mulai dari gelombang 1 hingga 11 mencapai sebanyak 43 juta orang.
"Dari 43 juta pendaftar, yang lolos verifikasi 19 juta orang, jadi hanya 1 dari 4 orang yang mendaftar yang mendapatkan Kartu Prakerja," kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Senin (23/11/2020).
Susiwijono menyampaikan, dari total 43 juta pendaftar, hampir 100 persen melakukan pendaftaran secara mandiri, yaitu melalui situs resmi Kartu Prakerja.
“Ini menunjukkan antusiasme yang tinggi, program Kartu Prakerja sangat mudah diakses, dan sistem manajemen pelaksana yang telah dipersiapkan dengan baik,” jelasnya.
Berdasarkan survei internal, Susiwijono mengemukakan pelatihan yang paling diminati adalah penjualan dan pemasaran, gaya hidup, manajemen, makanan dan minuman, bahasa asing, dan keuangan.
Baca Juga
Adapun hingga saat ini, dia mencatat manajemen Kartu Prakerja telah menyediakan 1.663 pelatihan dari 150 lembaga pelatihan.
Namun demikian, pemerintah masih mencatat dari total 5,6 juta penerima, sebanyak 5,4 juta telah membeli pelatihan, namun baru 5,1 juta peserta yang baru menyelesaikan peltihan.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong bagi penerima yang belum menyelesaikan pelatihan, pertama, agar segera menyelesaikan pelatihannya.
"Jika tidak diselesaikan sebelum 15 Desember 2020, maka insentif sebesar Rp2,4 juta tidak dapat diterima," katanya.
Selain itu, Susiwijono juga mengimbau kepada para penerima Kartu Prakerja agar menggunakan saldo bantuan pelatihan dengan semaksimal mungkin. Pasalnya, penerima Kartu Prakerja pada tahun ini tidak akan kembali menjadi penerima pada 2021.
"Pemerintah akan terus melanjutkan program Kartu Prakerja ini pada 2021. Penerima program pada 2020 tidak akan menjadi penerima pada 2021, demi pemerataan kesempatan bagi seluruh angkatan kerja," jelasnya.