1. Lobi Luhut Gol, AS Siap Investasi Rp28 Triliun di SWF Indonesia
CEO United States International Development Finance Corporation (DFC) Adam Boehler telah menandatangani Letter of Interest (LoI) untuk menginvestasikan sebesar US$2 Miliar atau Rp28 Triliun dari DFC kepada Indonesia Investment Authority atau sovereign wealth fund Indonesia di Washington DC pada Hari Kamis (19/11/2020).
Turut menyaksikan penandatanganan tersebut adalah Menko Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan.
Baca berita selengkapnya di sini.
2. Meneropong Asa Ekspansi Usaha Waralaba
Pandemi Covid-19 membuat semua sektor usaha kelimpungan, tak terkecuali para pelaku usaha waralaba. Melemahnya daya beli hingga pembatasan jam operasional menjadi sumber penekan pendapatan mereka.
Namun tampaknya, situasi sulitnya akibat pandemi Covid-19 tak menghalangi rencana penambahan gerai hingga tahun ini.
Baca berita selengkapnya di sini.
3. Peluang Siapkan Pertumbuhan
Perpanjangan restrukturisasi kredit menjadi kesempatan bagi perbankan dan debitur untuk mempersiapkan pertumbuhan pada tahun depan, setelah kinerja sektor keuangan pada tahun ini diprediksi landai lantaran pandemi Covid-19.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa hingga akhir Oktober 2020, terdapat 100 bank yang telah mengimplementasikan restrukturisasi kredit. Relaksasi itu mengacu pada POJK Nomor 11/2020 yang telah diperpanjang hingga Maret 2022 dari sebelumnya Maret 2021.
Baca berita selengkapnya di sini.
4. Tarif Gas Turun, Utilisasi Industri Keramik Terpacu
Penurunan tarif gas dinilai menjadi faktor utama percepatan perbaikan pada kuartal IV/2020. Pasalnya perbaikan pada sektor ini justru diprediksi pada tahun mendatang.
Seperti diketahui, penurunan tarif gas ke level US$6 per mmBTU efektif dirasakan oleh industri keramik pada Agustus 2020. Tarif gas pada Pulau Jawa Barat turun dari level US$9,1 per mmBTU, sedangkan tarif gas pada Jawa Timur turun dari US$7,98 per mmBTU.
Baca berita selengkapnya di sini.
5. KTT G20 Tahun Ini Belum Sepakat Soal Pajak Digital
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun ini tidak menghasilkan kesepakatan mengenai pajak digital dan upaya menghilangkan base erosion and profit shifting (BEPS).
“Persetujuan belum diperoleh pada pertemuan ini. Diharapkan pada tahun depan presedensi Italia akan bisa capai kesepakatan,” katanya usai mendampingi Presiden Joko Widodo menghadiri sesi kedua KTT G20 secara virtual, Minggu (22/11/2020).
Baca berita selengkapnya di sini.