Bisnis.com, JAKARTA – Unit manajemen properti Evergrande Group berusaha mengumpulkan HK$15,8 miliar (Rp28,85 triliun) dalam penawaran umum perdana di bursa Hong Kong, kata Evergrande Property Services Group Ltd.
Penjualan 1,62 miliar saham tersebut terdiri dari 50 persen saham baru dan 50 persen yang disebut saham jual, dengan kisaran harga masing-masing HK$8,50 hingga HK$9,75. Ukuran penawaran dapat ditingkatkan 15 persen untuk memenuhi permintaan jika opsi penjatahan berlebih diterapkan.
Evergrande Group merupakan perusahaan pengembang kedua terbesar di China dari sisi revenue setelah Country Garden, menurut Fortune. Revenue Evergrande pada 2020 mencapai 477,56 miliar yuan, hanya kalah besar dari Country Garden yang 485,91 miliar yuan.
Perusahaan yang berbasis di Shenzhen, China, itu mengatakan telah mengamankan 23 investor yang setuju untuk berlangganan 789,5 juta saham, sekitar 7 persen saham Evergrande Property Services setelah IPO.
Investor tersebut termasuk SenseTime Group, anak perusahaan China Gas Holdings Ltd, dan CCT China Merchant Buyout Fund, menurut sumber Bloomberg.
Dana yang terkumpul akan membantu Evergrande mengurangi tumpukan utang sebesar US$120 miliar di bawah pengawasan yang lebih ketat dari kegiatan penggalangan dana pengembang oleh regulator China.
Baca Juga
Pengawas perumahan negara dan bank sentral telah meminta beberapa pengembang terbesar termasuk Evergrande untuk melaporkan data keuangan, utang, dan bisnis mereka pada tanggal 15 setiap bulan.
Sekitar 72 persen bisnis Evergrande merupakan bidang properti, menurut prospektus awal. Evergrande Property Services mengatakan bahwa 65 persen dari hasil bersih akan digunakan untuk akuisisi dan investasi, sisanya masuk ke berbagai bidang termasuk peningkatan teknologi.
Huatai International Ltd, UBS Group AG, ABC International, CCB International, Citic Securities Co, dan Haitong International adalah sponsor bersama dari penawaran tersebut.
Pada Agustus, Evergrande mengumpulkan US$3 miliar dengan menjual saham di unit manajemen propertinya kepada investor termasuk Tencent Holdings Ltd.
Perusahaan yang terkait dengan Citic Capital Holdings, istri miliarder Joseph Lau, dan cabang investasi keluarga dari miliarder New World Development Co Henry Cheng juga termasuk investor pra-IPO.