Bisnis.com, JAKARTA – Evergrande Group, developer raksasa di China, mematahkan preseden dengan mengecualikan teman-teman pendiri miliarder Hui Ka Yan dari penjualan saham yang diawasi ketat, strategi untuk meningkatkan kepercayaan investor.
Evergrande meninggalkan rekan-rekan Hui dari kesepakatan dalam upaya mengumpulkan US$1,09 miliar, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Perusahaan ingin membuktikan bahwa mereka dapat mengakses pendanaan jangka panjang tanpa bergantung pada taipan properti China lainnya, kata salah satu sumber.
Sementara Evergrande memang menarik beberapa pembeli ternama termasuk dana kekayaan negara Norwegia, penjualan saham tersebut akhirnya mengumpulkan sekitar setengah dari jumlah yang ditargetkan dan dihargai dengan diskon besar untuk penutupan sebelumnya.
Saham Evergrande merosot 17 persen di perdagangan Hong Kong pada Rabu (15/10/2020) dan obligasi luar negeri turun 5 sen terhadap dolar, dengan beberapa analis menafsirkan penawaran yang turun sebagai tanda permintaan investor yang lemah.
Reaksi pasar yang negatif menambah tekanan pada pengembang yang paling banyak berutang di dunia untuk mengumpulkan lebih banyak uang dengan cara lain, termasuk spin-off unit bisnis dan peningkatan penjualan kondominium di China.
Baca Juga
Meskipun perusahaan tidak langsung menghadapi krisis likuiditas, tumpukan utangnya sebesar US$120 miliar tetap menjadi perhatian investor dan regulator China.
"Kegagalan penempatan saham menunjukkan bahwa kewajiban luas Evergrande tetap menggantung," kata Castor Pang, kepala penelitian di Core Pacific-Yamaichi International Hong Kong.