Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) menyatakan komersialisasi vaksin Covid-19 pada 2021 akan memberikan optimisme bagi pabrikan. Pasalnya, berjalannya imunisasi vaksin Covid-19 akan membuat kegiatan ekonomi berangsur normal.
Ketua Umum Gimni Sahat Sinaga menyatakan perbaikan permintaan akan dimulai pada kuartal II/2021 saat vaksin mulai dikomersialisasikan. Adapun, permintaan pada kuartal I/2021 akan cenderung stagnan jika dibandingkan dengan kuartal IV/2020.
"[Vaksin] memberikan optimisme. Kehidupan biasa bisa berjalan. Meskipun belum normal, tapi aktivitas kerja sudah mulai meningkat. Tentunya pendapatan ada tambahan. Kami melihat pada 2021 [volume produksi oleopangan[ akan berkembang sekitar 3 persen di atas 2020," katanya kepada Bisnis, Senin (23/11/2020).
Sementara itu, Sahat menilai keberadaan vaksin akan berdampak lebih besar bagi pasar global. Sahat mencontohkan dengan melonjaknya permintaan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) ke China pada semester II/2020.
Seperti diketahui, Roda perekonomian Negeri Panda mulai kembali bergerak sekitar kuartal III/2020. Adapun, peningkatan ekspor CPO ke Negeri Panda disebabkan oleh kurangnya ketersediaan minyak kedelai yang selama ini dipasok oleh Amerika Serikat dan Argentina.
Oleh karena itu, Sahat meramalkan volume ekspor CPO nasional akan meningkat hingga 8 persen secara tahunan pada 2021 menjadi sekitar 35,8 juta ton. Di samping itu, harga CPO diramalkan akan stabil di kisaran US$700-US$800 per ton.
Baca Juga
"Price ekspor akan tetap stabil di atas," ucapnya.
Pada awal 2020, Gimni menargetkan produksi oleopangan nasional dapat mencapai 7,1 juta ton. Namun demikian, pandemi Covid-19 membuat Sahat merubah proyeksi tersebut menjadi sekitar 6,4 juta ton hingga akhir 2020.
Sahat menyatakan pendorong utama penurunan produksi tersebut disebabkan oleh menurunnya permintaan pada minyak curah. Dengan kata lain, ucapnya, permintaan minyak untuk warung makan kecil dan pedagang kecil berkurang selama pandemi.
Sahat meramalkan produksi minyak goreng curah hingga akhir tahun akan turun sekitar 35 persen menjadi 2,1 juta ton. "[Produksi minyak goreng curah] ini terendah 5 tahun terakhir."