Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pak Jokowi! Anggaran Program PEN Baru Terealisasi 58,7 Persen

Salah satu yang serapannya rendah adalah anggaran program kesehatan yang hingga 18 November 2020 baru mencapai Rp37,31 triliun atau sebesar 38,4 persen dari pagu anggaran sebesar Rp97,26 triliun.
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) saat mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (26/3/2020). KTT tersebut membahas upaya negara-negara anggota G20 dalam penanganan COVID-19. Biro Pers dan Media Istana
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) saat mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (26/3/2020). KTT tersebut membahas upaya negara-negara anggota G20 dalam penanganan COVID-19. Biro Pers dan Media Istana

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan mencatat realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah mencapai Rp408,61 triliun atau sebesar 58,7 persen dari pagu anggaran sebesar Rp695,2 triliun per 18 November 2020.

Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Ubaidi Socheh Hamidi menyampaikan beberapa program di sisi permintaan sudah hampir terserap 100 persen, sementara di sisi supply baru tersalurkan pada November 2020.

Dia merincikan, realisasi anggaran untuk program perlindungan sosial telah mencapai Rp193,07 triliun atau 82,4 persen dari pagu anggaran Rp234,33 triliun.

"Sudah ada bansos tunai, sembako, sudah 100 persen, yang masih realtif rendah adalah subsidi gaji, guru hononer, dan subsidi kuota Kemendikbud, karena program ini didesain ketika memasuki triwulan tiga, mudah-mudahan sampai akhir tahun ini bisa tersalurkan secara maksimal," katanya, Senin (23/11/2020).

Dia menyampaikan, anggaran perlindungan sosial yang telah terserap hingga 82 persen tersebut mampu menjaga konsumsi masyarakat miskin dan rentan miskin, serta dapat menahan laju kemiskinan di tahun ini.

"Dari beberapa data yang ada dan perhitungan kami menunjukkan bahwa diperkirakan 3,43 juta orang akan terselamatkan dari kemiskinan karena program perlindungan sosial PEN ini. Jadi kalau kita lihat, program pelindungan sosial mampu menghentikan laju kemiskinan di 2020," jelasnya.

Di samping itu, realiasi anggaran yang juga tinggi, yaitu untuk pos usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang mencapai Rp96,61 triliun atau 84,1 persen dari pagu anggaran Rp114,81 triliun.

"Program ini juga mendorong lahirnya unit usaha baru. Jadi kalau kita lihat, untuk yang berusaha dibantu buruh tidak tetap akan mendorong naiknya lapangan kerja untuk 1,13 juta orang," katanya.

Selain itu, program untuk sektoral, kementerian atau lembaga (K/L), dan pemerintah daerah telah sudah mencapai Rp35,33 triliun atau 53,6 persen dari pagu anggaran Rp65,97 triliun.

Sementara itu, serapan anggaran program kesehatan hingga 18 November 2020 baru mencapai Rp37,31 triliun atau sebesar 38,4 persen dari pagu anggaran sebesar Rp97,26 triliun.

Program insentif dunia usaha juga masih tercatat rendah, mencapai Rp44,29 triliun atau 36,7 persen dari pagu anggaran Rp120,6 triliun.

Di sisi lain, realisasi anggaran untuk pembiayaan korporasi masih sangat kecil, baru mencapai Rp2 triliun atau 3,2 persen dari pagu anggaran Rp62,2 triliun.

"Program PEN yang mencapi 56 persen, kita punya waktu 1,5 bulan efektif. kita coba akselerasi beberapa program terutama program baru yang didesain di kuartal III atau semester II," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper