Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mempertimbangkan peleburan dua perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang perikanan yaitu PT Perikanan Nusantara (Persero) dan Perum Perindo.
"Ngapain kita ada dua perusahaan ikan, lebih baik satu saja," ujar Erick dalam webinar, dilansir dari tempo.co, Jumat (20/11/2020).
Menurutnya, BUMN perikanan akan diarahkan untuk fokus pada sistem penyimpanan dan pemasaran sehingga tidak bersaing dengan nelayan.
"Kalau bisa kita fokus, enggak usah juga bersaing dengan nelayan. Punya kapal dan apa lagi, enggak usah lah,” ujarnya.
Saat ini, BUMN perikanan berada di bawah klaster pangan. Selain ikan, BUMN pangan akan berfokus kepada sejumlah komoditas antara lain beras, jagung, gula, ayam, sapi, kambing, cabai, bawang merah, dan garam.
Adapun struktur klaster pangan terdiri dari PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) menjadi induk holding perusahaan.
Baca Juga
Selanjutnya, PT Berdikari (Persero) akan menjadi anak perusahaan yang fokus kepada daging sapi dan ayam. Di sektor perikanan, Erick tengah mengkaji PT Perikanan Nusantara (Persero) dan Perum Perindo.
Pertani (Persero) dan PT Sang Hyang Seri akan diminta fokus untuk meningkatkan teknologi pembibitan yang menjadi kunci industri pangan ke depannya. Dua perusahaan ini akan berfokus kepada komoditas beras dan jagung.
Berikutnya, PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) akan fokus di perdagangan dan distribusi.
Nantinya, PT BGR juga akan berfokus pada penyimpanan sehingga tidak ada lagi perusahaan pelat merah lain yang masuk ke sektor penyimpanan.
Tak hanya, Erick mengungkapkan PT Garam (Persero) akan difokuskan untuk menggarap komoditas garam.
"Untuk retail sales silakan, kami enggak mau bersaing dengan swasta. Kami menjadi pemasok, tapi bagaimana juga kami tetap melindungi input dari petani, peternak, dan nelayan. Serta bagaimana kami menjaga keseimbangan dari pelaku besar kecil, dan menengah," ujar Erick.