Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan membangun 16 bendungan baru selama periode 2020—2024.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan untuk mengantisipasi permintaan bahan pangan yang kiat meningkat, produksi harus ditambah yang tentunya didukung sistem pertanian di Indonesia.
Salah satu komponen utama keberhasilan produksi beras adalah ketersediaan air karena hasil produksi beras itu sebesar 18 persen dipengaruhi oleh ketersediaan air.
“Oleh karena itu, jaringan irigasi terus diukur secara teknis. Untuk menjamin ketersediaannya PUPR terus membangun bendungan baru," ujarnya dalam webinar Jakarta Food Security 5 yang digelar Kadin Indonesia, Rabu (18/11/2020).
Basuki menyebutkan bahwa ada empat proyek bendungan yang selesai dibangun tahun ini yaitu Bendungan Tukul di Jawa Timur, Tapin di Kalimantan Selatan, Passelloreng di Sulawesi Selatan, dan Napungete di Nusa Tenggara Timur.
Kemudian, PUPR akan terus melanjutkan proyek pembangunan 45 bendungan yang berjalan, serta akan membangun 16 proyek bendungan baru, di antaranya berada di Sumatra Selatan, Jambi, Banten, Kalimantan Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.
Baca Juga
Data PUPR mencatat bahwa daya tampung bendungan di Indonesia sampai 2019 mencapai 13,53 miliar meter kubik dari total 235 bendungan, naik dibandingkan dengan periode 2014 yang sebesar 12,42 miliar meter kubik dari total 220 bendungan.
"Pada akhir 2024 nanti target daya tampung bendungan di Indonesia akan sebesar 16,25 miliar meter kubik dari sekitar 281 bendungan di mana 61 bendungan yang sedang dibangun akan ditargetkan selesai pada 2024," ujar Basuki.
Dari total daya tampung air di bendungan tersebut, akan dikonversi menjadi sejumlah layanan seperti jaringan irigasi, layanan air baku, layanan reduksi banjir, serta layanan energi listrik.