Bisnis.com, JAKARTA — Target penambahan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi sebesar 140 megawatt tahun ini diperkirakan tidak akan tercapai.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Dadan Kusdiana mengatakan bahwa target penambahan kapasitas PLTP tahun ini akan bergeser ke tahun depan. Hal ini disebabkan penyelesaian proyek mundur 2 bulan—3 bulan dari jadwal yang ditetapkan.
"Penambahan kapasitas di panas bumi pada 2020 ini nol. Target tadinya ada, tapi ini digeser ke tahun depan," ujar Dadan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Senin (16/11/2020).
Semula, terdapat tiga PLTP yang ditargetkan beroperasi secara komersial pada tahun ini.
Pertama, adalah PLTP Sorik Marapi akan menambah kapasitas beroperasi sebesar 45 MW. Pembangunan ini dilakukan oleh PT Sorik Marapi Geothermal Power selaku pengembang yang akan menghubungkan Unit II PLTP Sorik Marapi sebesar 45 MW pada jaringan 150 kV PT PLN (Persero).
Kedua, PLTP Sokoria di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan kapasitas 5 MW dari total 30 MW. PLTP Sokoria merupakan salah satu proyek strategis nasional dan menjadi bagian program 35.000 MW, maupun fast track programme (FTP) 10.000 MW tahap II yang digarap oleh PT Sokoria Geothermal Indonesia (SGI).
Baca Juga
PLTP ketiga, yang akan beroperasi, yakni PLTP Rantau Dedap Unit 1 dengan kapasitas 85 MW di Sumatra Barat. Nilai investasi untuk pembangunan pembangkit tersebut mencapai US$700 juta.
Sebelumnya, Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Ida Nuryatin Finahari mengatakan bahwa situasi pandemi membuat pengerjaan proyek PLTP sedikit terkendala, terutama mobilitas tenaga kerja karena harus menerapkan protokol pencegahan Covid-19 yang ketat.
Hingga akhir tahun lalu, kapasitas terpasang PLTP di Indonesia telah mencapai 2.130,60 MW.