Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Konsumen Tak Pede Belanja Selama Pandemi

Kepercayaan konsumen sendiri diperkirakan bakal meningkat ketika pandemi berhasil ditanggulangi.
Ilustrasi penjualan ritel
Ilustrasi penjualan ritel

Bisnis.com, JAKARTA – Daya beli konsumen yang tertekan selama pandemi menjadi faktor utama yang menyebabkan performa ritel menurun.

Kemampuan konsumen untuk berbelanja pun amat dipengaruhi oleh kepercayaan yang rendah. 

Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia Wiwy Sasongko mengemukakan terdapat sejumlah alasan yang mengakibatkan kepercayaan konsumen untuk berbelanja menurun selama pandemi, meski Indonesia tercatat sebagai negara dengan tingkat konsumsi yang cukup tinggi di Asia.

“Konsumen indonesia bisa dibilang menjadi salah satu yang paling pede di dunia. Posisi kita biasanya sama dengan Filipina, India yang paling pede. Modal nekat saja konsumen di Indonesia berani berbelanja. Namun sejak pandemi, kepercayaan untuk berbelanja turun sejak April sampai sekarang,” kata Wiwy dalam webinar peringatan hari ritel nasional, Rabu (11/11/2020).

Wiwy menjelaskan ada dua faktor yang menyebabkan kepercayaan konsumen Indonesia turun. Pertama, konsumen di Tanah Air merasa tidak yakin dengan pendapatan mereka selama pandemi, termasuk soal apakah pemasukan yang didapat akan sama seperti sebelum Covid-19 terjadi.

“Kedua, konsumen juga khawatir dengan dengan keamanan pekerjaan mereka. Kira-kira masih aman atau tidak. Hal ini yang membuat mereka was-was konsumsi di semua sektor,” lanjutnya.

Wiwy mengemukakan hal ini setidaknya tecermin dari pola konsumsi masyarakat pada kuartal kedua tahun ini yang bertepatan dengan momen Ramadan dan Idulfitri. Dia mengatakan momen ini menjadi salah satu indikator kondisi belanja masyarakat.

Dalam data yang dianalisis Nielsen, alokasi belanja masyarakat untuk leisure tercatat turun dari 29,5 persen pada kuartal II/2019 menjadi 19,3 persen pada kuartal kedua 2020.

Sementara kenaikan alokasi pengeluaran terlihat untuk kelompok belanja makanan dari 18,8 persen menjadi 23,3 persen dan untuk tabungan sebesar 16,9 persen menjadi 19,2 persen.

Kepercayaan konsumen sendiri diperkirakan bakal meningkat ketika pandemi berhasil ditanggulangi. Hal ini tercermin dari survei yang menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen untuk berkunjung di mal meningkat dari 67 persen menjadi 84 persen pada masa kenormalan baru.

Artinya, lanjut Wiwy, pemulihan sektor ritel cenderung akan berlangsung lambat. Tetapi, dia memperkirakan pertumbuhan positif akan berlangsung pada 2021, terutama pada kuartal kedua yang datang bersamaan dengan Ramadan dan Idulfitri. Hal tersebut juga didukung dengan rencana vaksinasi yang akan dilakukan pemerintah mulai akhir 2020.

"Kuncinya ekonomi terus dibuka. Nggak bisa jalan-stop-jalan-stop. Kalo udah start maju terus agar ekonomi maju secara progresif," kata Wiwy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper