Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan keikutsertaan Indonesia dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) bisa mendorong pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia sebesar 0,05 persen sepanjang 2021-2032.
Sebaliknya, produk domestik bruto (PDB) nasional bisa terkontraksi 0,07 persen jika Indonesia tak ikut serta dalam kesepakatan tersebut.
“RCEP akan memberi dampak positif bagi perekonomian nasional karena 29,6 persen pangsa pasar dunia ada di negara-negara peserta RCEP,” kata Agus dalam konferensi pers Rabu (11/11/2020).
Agus menjelaskan bahwa total PDB peserta RCEP mencakup 29 persen dari total PDB dunia dengan total investasi asing mencapai US$475,11 miliar atau 29,6 persen dari total investasi global yang mencapai US$1,62 triliun pada 2019 menurut data Bank Dunia.
Lebih lanjut, ia mengemukakan RCEP bakal membuka akses pasar yang lebih luas bagi Indonesia. Termasuk meningkatkan kepesertaan Indonesia dalam rantai pasok global.
Dalam kesempatan tersebut, Agus menyebutkan bahwa perundingan RCEP telah resmi diselesaikan pada 11 November 2020 dan akan ditandatangani pada Minggu (15/11/2020).
Baca Juga
Dia pun memastikan bahwa penandatangan tidak akan diikuti oleh India, tetapi negara peserta tetap membuka peluang untuk kepesertaan Negeri Bollywood pada masa mendatang.
India mengumumkan pengunduran dirinya dari perundingan pada November 2019 di tengah kekhawatiran bahwa pembukaan akses pasar yang diakomodasi dalam RCEP bakal memperbesar defisit neraca perdagangannya dengan China.
Tanpa India, RCEP bakal ditandatangani oleh 10 negara Asean beserta Australia, China, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru.