Bisnis.com, JAKARTA - Joe Biden akhirnya berhasil menjadi presiden terpilih Amerika Serikat. Kemenangan dirinya akan berdampak bagi banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.
Head of Center of Investment, Trade, and Industry The Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio melihat Biden akan fokus pada kerja sama regional, bukan bilateral untuk perdagangan.
“Trade war [perang dagang] ke China akan tetap ada dan tensinya akan meningkat. Biden akan bekerja sama dengan sekutu AS untuk terapkan trade war,” katanya melalui diskusi virtual, Minggu (8/11/2020).
Andry menjelaskan bahwa produk lokal menjadi salah satu fokus Biden. Dia berjanji menaikkan standar 51 persen produk lokal, dan pengadaan infrastruktur memakai barang dalam negeri.
Energi ramah lingkungan bakal diterapkan karena Biden akan bergabung kembali pada Kesepakatan Iklim Paris. Sebelumnya Trump keluar dari perjanjian tersebut.
Pajak perusahaan pun akan meningkat menjadi 28 persen dari 21 persen. Pajak minimum diberikan untuk perusahaan di luar AS.
Baca Juga
Pengaruh kebijakan Biden, terang Andry, bisa meningkatkan ekspor ke Negeri Paman Sam. Di era Trump, pengiriman ke sana sebenarnya mengalami penurunan.
Kebijakan pajak yang dikeluarkan Biden secara langsung akan membuat penanaman modal asing (PMA) meningkat. AS akan mendorong ke beberapa negara termasuk di Indonesia. Ini bisa dimanfaatkan pemerintahan Joko Widodo.
“Perlu digarisbawahi kalau kita tidak bisa manfaatkan, kita akan kalah. Pada trade war kita tidak dapat apa-apa. Setelah Covid-19, era supply chain yang terbesar di China akan turun dan pasti trade war akan meningkatkan peluang investasi keluar dari Cina. Itu harus ditangkap Indonesia,” jelas Andry.