Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Kimia Dasar Anorganik (Akida) menyatakan terpilihnya Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat terpilih ke-46 merupakan sentimen positif.
Ketua Umum Akide Michael Susantio Pardi mengatakan terpilihnya Biden akan menuntaskan perang dagang China-Amerika Serikat. Alhasil, produk hilir maupun hulu China yang merangsek ke dalam negeri akan berhenti.
"Efek dari kemenangan Biden mungkin membawa semangat positif di ekonomi dunia. Kemungkinan perang dagang akan berkurang secara drastis," katanya kepada Bisnis, Minggu (8/11/2020).
Seperti diketahui, perang dagang China-Amerika Serikat memaksa pabrikan China memilih pasar Asia Tenggara sebagai pengganti pasar Amerika Serikat. Sementara itu, Indonesia merupakan pasar terbesar di Asia Tenggara.
Oleh karena itu, Michael mencatat angka impor barang-barang dari China baik dalam bentuk bahan baku maupun barang jadi terjadi kenaikan. Hal tersebut secara tidak langsung membuat utilisasi industri kimia dasar nasional secara bertahap menurun.
Pasalnya, pabrikan hilir nasional belum dapat bersaing dengan produk besutan China, khususnya dari sisi harga. Berkurangnya serapan produk hilir di pasar, pabrikan hilir pun akhirnya mengurangi serapan bahan baku, khususnya produk kimia dasar.
"Jadi, efeknya berantai. Contoh industri tekstil dan garmen masih banyak barang-barang impor di pasar Indonesia," ucapnya.
Di samping itu, Michael menampik wacana bahwa terpilihnya Biden akan memperburuk hubungan dagang Indonesia-Amerika Serikat dengan alasan Biden akan melakukan protool lockdown. Michael menilai bahwa Biden tidak memiliki unsur pro lockdown, tapi prosains dan pro masker.
Jika perang dagang mereda, Michael meramalkan industri kimia dasar setidaknya akan tumbuh di kisaran 10-15 persen pada 2021. Pasalnya, selain serapan bahan baku oleh industri hilir lokal meningkat, aliran produk kimia dasar dari Negeri Tirai Bambu pun akan mereda.
"Asam sulfat, sodium silikat, poly aluminium chloride, bleaching earth, caustic soda, sodium tripoly phosphate, dan hidrogen peroksida. Ini semua sudah diproduksi di Indonesia namun impor masih juga masuk," ucapnya.
Michael berpendapat saat ini yang paling diharapkan industri adalah terimplementasinya program substitusi impor yang digaungkan oleh Presiden Joko Widodo.
Pasalnya, dengan berbagai tekanan yang terjadi industri kimia juga masih diusik oleh banyaknya bahan baku dan produk jadi yang bisa diproduksi lokal tetapi masih impor.
Di sisi lain, Michael memastikan adanya investasi dari luar negeri tentunya sangat disambut baik di Indonesia, tetapi pemerintah juga perlu membantu industri yang sudah eksisting.
"Kadangkala kami berasa dilupakan karena pemerintah lebih fokus memberikan insentif dan support ke investor baru. Kami yang sudah existing, perlu juga didukung, dijaga dan diayomi," ujarnya.