Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia resmi memasuki masa resesi ekonomi. Hal ini ditandai dengan kontraksi negatif Produk Domestik Bruto (PDB) selama dua kuartal terakhir.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal III/2020, PDB Indonesia turun 3,49 persen secara tahunan. Pada kuartal sebelumnya PDB Indonesia juga pada posisi negatif, yakni minus 5,32 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga menyampaikan, kendati masih dalam zona negatif, perekonomian Indonesia sudah berada dalam fase pemulihan. Indikatornya adalah secara kuartalan, semua sektor telah menunjukan pertumbuhan.
“Year-on-year masih ada yang merah tapi kita melihat masih ada kuartal empat,” katanya dalam konferensi pers secara virtual dari Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (5/11/2020).
Berdasarkan data yang dia tampilkan, secara tahunan, pertumbuhan tertinggi di alami oleh sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Sektor ini naik 15,33 persen secara tahunan, di mana kuartal sebelumnya hanya naik satu digit, atau 3,71 persen.
Kemudian sektor yang berhasil tumbuh secara tahunan setelah pada kuartal sebelumnya berada dalam zona negatif adalah administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib. Sektor ini tumbuh 1,86 persen, di mana kuartal sebelumnya turun 3,22 persen.
Baca Juga
Sementara itu, sektor lain yang masih tumbuh positif di tengah masa resesi adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan; pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang; informasi dan komunikasi; real estate; serta jasa pendidikan.
Kendati dalam zona hijau, hampir semua sektor mengalami perlambatan pertumbuhan, kecuali pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang; jasa pendidikan; serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial.
Adapun secara kuartalan, sektor transportasi dan pergudangan mencatat lompatan pertumbuhan tertinggi. Setelah terkoreksi negatif 29,22 persen, pada kuartal III/2020 pertumbuhannya melesat 24,28 persen.
Selanjutnya diikuti oleh sektor penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh 14,79 persen secara kuartalan pada kuartal III/2020. Triwulan sebelumnya sektor ini merosot 22,31 persen.