Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis dagang elektronik atau e-commerce diyakini bakal tetap tumbuh pesat pada 2021 didorong oleh bergesernya pola belanja konsumen selama pandemi.
Migrasi ke ke kanal daring pun diperkirakan bakal banyak dilakukan usaha mikro dan kecil dan menengah.
“Selama pandemi penjualan online meningkat, namun bukan dinikmati perusahaan besar saja, tapi juga oleh UMKM. Data kami menunjukkan penjualan produk lokal oleh UMKM naik 7 kali lipat selama pandemi,” kata CEO Blibli Kusumo Murtanto dalam salah satu sesi Indonesia Industry Outlook 2021 Conference pada Kamis (5/11/2020).
Kusumo memperkirakan transaksi e-commerce pada 2020 bisa meningkat sampai 25 persen pada 2020 dibandingkan dengan tahun lalu yang menurut data Bank Indonesia mencapai Rp205,5 triliun di lokapasar (marketplace).
“Tahun depan itu pandemi belum tentu hilang secara penuh. Apa pun yang terjadi pada tahun ini, sudah ada opportunity yang menjadi benih untuk ke depannya. Maka tren belanja daring telah terbentuk dan menjadi bagian sehari-hari konsumen indonesia,” lanjutnya.
Meski demikian, Kusumo tak memungkiri jika perkembangan e-commerce di Tanah Air masih menghadapi tantangan, terutama dari sisi logistik antarpulau. Dia menyebutkan biaya pengiriman antarpulau terbilang masih tinggi.
Kusumo mengemukakan hal ini terjadi lantaran kegiatan produksi dan pengiriman masih terpusat di Pulau Jawa, sedangkan konsumen tersebar di pulau lainnya. Oleh karena itu industrialisasi dan pengembangan basis produksi diharapkan bisa tersebar di berbagai daerah sehingga transaksi berjalan dua arah.
“Harapan kami suatu hari industrialisasi juga terjadi di luar pulau jawa. Kalau tidak demikian, perdagangan masih akan one way, semua dikirim dari Jawa ke daerah tujuan. Padahal perusahaan logistik memberlakukan biaya pulang pergi. Kalau bisa terjadi dua arah, misal dari Kalimantan membawa produk untuk konsumen di Jawa, tentu akan lebih mudah,” kata Kusumo.