Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kata Apkindo, Produksi Panel Kayu Turun 24 Persen Masih Cukup Bagus

Apkindo mencemaskan hasil dari pemilihan umum Amerika Serikat yang akan diselenggarakan 3 November mendatang.
Panel kayu dan kayu olahan/Ilustrasi-kemenperin.go.id
Panel kayu dan kayu olahan/Ilustrasi-kemenperin.go.id

Bisnis.com, JAKARTA — Sektor Perkebunan dan perhutanan merupakan dua kegiatan yang dikecualikan pembatasan sosial selama pandemi Covid-19. Namun, pandemi tetap menghantam performa industri hasil kebun dan hutan sepanjang 2020.

Secara presentasi, industri panel kayu merupakan sektor manufaktur yang paling terpukul dari pandemi Covid-19. Pasalnya, volume produksi hingga akhir 2020 diramalkan akan turun hingga 24 persen secara tahunan.

Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo) mencatat volume produksi pada Januari—September turun 24 persen menjadi 2,35 juta meter kubik. Adapun, volume produksi hingga akhir tahun akan mencapai 3,13 juta meter kubik lantaran penurunan 24 persen akan bertahan hingga akhir 2020.

"Harga panel kayu tertekan karena permintaan turun banyak. Kalau saya bilang, penurunan 24 persen masih cukup bagus," ujar Anggota Bidang Bahan Baku, Produksi, dan Pemasaran Apkindo Gunawan Salim kepada Bisnis, Kamis (29/10/2020).

Gunawan mencatat setidaknya ada dua hal yang menjadi pendorong penurunan performa sepanjang 2020, yakni pandemi Covid-19 dan curah hujan pada semester II/2020. Gunawan mengkhawatirkan intensitas curah hujan yang tidak mereda akan memukul volume produksi lebih dalam.

Gunawan menjelaskan curah hujan tinggi menyebabkan aliran bahan baku ke pabrikan tersendat. Pasalnya, hujan membuat jalur logistik darat maupun sungai sulit dilalui bahan baku.

"Kami pengiriman banyak pakai jalan-jalan di hutan. Truk tidak leluasa kalau [jalan] becek. Kemudian, kalau sungai terlalu deras kami gak bisa bawa log [kayu] turun, nanti rakit kayu [bisa] pecah," ucapnya.

Di samping itu, Gunawan menilai pandemi menjadi pendorong kuat penurunan volume produksi pada kuartal II/2020. Walakin, Gunawan menjelaskan permintaan panel kayu telah mengalami tren penyusutan sejak 2019 akibat perang dagang China-Amerika Serikat.

Dengan kata lain, pandemi Covid-19 mengamplifikasi efek perang dagang. Alhasil, ucapnya, setidaknya telah ada 10 pabrikan yang telah gulung tikar yang membuat total pabrikan panel kayu menjadi 152 unit.

Di sisi lain, Gunawan mencemaskan hasil dari pemilihan umum Amerika Serikat yang akan diselenggarakan 3 November mendatang. Pasalnya, jika Joe Biden terpilih, Amerika Serikat cenderung akan melakukan protokol lockdown.

"[Kalau Amerika Serikat lockdown] pasti permintaan turun banyak, sementara Amerika Serikat berkontribusi sekitar 18 persen dari total nilai ekspor panel kayu nasional," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper