Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memproyeksikan pemulihan aliran masuk modal asing ke Indonesia akan berjalan lambat, seiring dengan pemulihan ekonomi global.
Badan Koordinasi Penanaman Global (BKPM) mencatatkan realisasi penanaman modal asing (PMA) sejak awal tahun hingga September 2020 mencapai Rp301,7 triliun. Realisasi tersebut turun sebesar 5,1 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan pemulihan PMA sangat dipengaruhi dengan prospek perekonomian dunia, khususnya negara-negara mitra dagang Indonesia yang sangat terdampak pandemi seperti Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang.
"Kita mengalami situasi ekonomi yang turun, artinya kalau mereka berinvestasi di negara lain tidak akan besar, jadi masih akan wait and see," katanya kepada Bisnis, Kamis (29/10/2020).
Menurut Tauhid, kondisi ini masih akan berlanjut hingga 2021. Pasalnya, investasi diproyeksikan baru akan pulih pada 2022.
Dia mengatakan, dengan kondisi ini, pemerintah bisa memanfaatkan peluang yang dinilai dapat mendorong realisasi investasi, meski tidak signifikan.
Baca Juga
Pertama, pemerintah disarankan untuk terus melanjutkan beberapa proyek investasi namun belum terealisasi. Kedua, memanfaatkan momentum relokasi perusahaan keluar China.
Ketiga, memanfaatkan momentum perbaikan ekonomi di masing-masing negara, termasuk di Indonesia. Pemerintah dapat mengundang investor-investor asing yang memang sudah pernah berinvestasi di Indonesia. Upaya ini dinilai lebih mudah jika harus mencari investor baru.
"Petanya juga harus jelas, misal Indonesia butuh investasi di sektor pariwisata, itu bisa ditawarkan bisnis apa, lokasinya di mana, insentif pemerintah apa saja, mikra dengan pelaku lokal bagaimana, dan SDM. Jadi sudah lansung to the point," jelasnya.