Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Asing Butuh Waktu Lama untuk Pulih

Pemulihan PMA sangat dipengaruhi dengan prospek perekonomian dunia, khususnya negara-negara mitra dagang Indonesia yang sangat terdampak pandemi seperti Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang.
Aktifitas pembangunan gedung apartemen di Jakarta, Sabtu (6/6/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Aktifitas pembangunan gedung apartemen di Jakarta, Sabtu (6/6/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memproyeksikan pemulihan aliran masuk modal asing ke Indonesia akan berjalan lambat, seiring dengan pemulihan ekonomi global.

Badan Koordinasi Penanaman Global (BKPM) mencatatkan realisasi penanaman modal asing (PMA) sejak awal tahun hingga September 2020 mencapai Rp301,7 triliun. Realisasi tersebut turun sebesar 5,1 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan pemulihan PMA sangat dipengaruhi dengan prospek perekonomian dunia, khususnya negara-negara mitra dagang Indonesia yang sangat terdampak pandemi seperti Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang.

"Kita mengalami situasi ekonomi yang turun, artinya kalau mereka berinvestasi di negara lain tidak akan besar, jadi masih akan wait and see," katanya kepada Bisnis, Kamis (29/10/2020).

Menurut Tauhid, kondisi ini masih akan berlanjut hingga 2021. Pasalnya, investasi diproyeksikan baru akan pulih pada 2022.

Dia mengatakan, dengan kondisi ini, pemerintah bisa memanfaatkan peluang yang dinilai dapat mendorong realisasi investasi, meski tidak signifikan.

Pertama, pemerintah disarankan untuk terus melanjutkan beberapa proyek investasi namun belum terealisasi. Kedua, memanfaatkan momentum relokasi perusahaan keluar China.

Ketiga, memanfaatkan momentum perbaikan ekonomi di masing-masing negara, termasuk di Indonesia. Pemerintah dapat mengundang investor-investor asing yang memang sudah pernah berinvestasi di Indonesia. Upaya ini dinilai lebih mudah jika harus mencari investor baru.

"Petanya juga harus jelas, misal Indonesia butuh investasi di sektor pariwisata, itu bisa ditawarkan bisnis apa, lokasinya di mana, insentif pemerintah apa saja, mikra dengan pelaku lokal bagaimana, dan SDM. Jadi sudah lansung to the point," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper