Bisnis.com, JAKARTA - Jajaran direksi dan komisaris PT Food Station Tjipinang Jaya mengunjungi lahan PT Shang Hyang Seri (SHS) di Sukamandi, Jawa Barat, untuk memantapkan kerja sama pasokan beras yang disepakati pada 8 Oktober 2020.
Berdasarkan naskah kerja sama tersebut, Food Station akan menjadi offtaker dari hasil panen di lahan padi seluas 1.100 hektar milik SHS.
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi mengatakan pemantapan kerja sama tersebut dilakukan dengan melakukan kunjungan kerja ke lahan milik SHS dalam rangka panen bersama di lahan 1.100 hektar di Sukamandi, Jawa Barat, Jumat, (23/10/2020).
“Kegiatan panen bersama ini adalah tindak lanjut dari kerja sama yang dijalin antara Food Station pada 8 Oktober 2020. Selain itu, kerja sama ini merupakan wujud nyata sinergi antara BUMD dan BUMN untuk mewujudkan ketahanan pangan Jakarta,” ujarnya, Sabtu (24/10/2020).
Arief menjelaskan melalui kerja sama ini, Food Station akan mendapatkan pasokan 20.000 ton GKP sampai dengan akhir 2020 dengan estimasi produktifitas per hektarnya rata-rata 6 ton.
“Kerja sama ini adalah langkah awal, karena kedepan kami akan tingkatkan lagi dengan pola kerja sama contract farming agar kami bisa meminta SHS untuk menanam varietas padi tertentu di lahan yang dikerjasamakan,” jelas Arief.
Baca Juga
Food Station juga ingin lahan yang dikerjasamakan diperluas lagi dari 1.100 hektar menjadi 3.200 hektar. Hal ini karena areal tersebut dinilai terlalu kecil mengingat kebutuhan pasokan yang besar.
“PIBC itu perdagangan berasnya mencapai 2.500 ton per hari dan Food Station punya market luas mulai dari modern channel, program pemerintah mulai dari pemerintah daerah seperti program pangan murah KJP, Beras untuk ASN, hingga BPNT dari Kementerian Sosial hingga program safety nett lainnya,” ungkap Arief.
Dia menambahkan kerja sama ini adalah wujud nyata dari penerapan prinsip triple helix, karena ada sinergi antara akademisi yakni Prof Andreas (AB2TI) yang menanam benih padi IF 8 dan 16 yang memiliki produktifitas tinggi dan sedang diujicobakan di lahan SHS, pebisnis (pedagang di PIBC dan Food Station) kemudian juga pemerintah hingga otoritas moneter.