Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah terus berupaya mendorong peningkatan literasi keuangan di kalangan pemuda, santri, dan pelajar agar kepemilikan dan penggunaan rekening terus meningkat.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan upaya penguatan literasi keuangan ini tentunya dapat mendukung ketahanan ekonomi atau sistem keuangan nasional.
Pasalnya, kelompok pemuda memiliki potensi yang sangat besar, dengan santri yang tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 18 juta orang.
“Santriwan dan santriwati merupakan segmen prioritas dalam kelompok pemuda pada Strategi Nasional Keuangan Inklusif,” kata Iskandar dalam siaran pers yang dikutip Bisnis, Sabtu (24/10/2020).
Jika seluruhnya terinklusi keuangan, kata Iskandar, maka bisa mendorong pencapaian target keuangan inklusif jangka panjang.
Dia menjelakan bahwa salah satu sumber dari pengangguran adalah karena tidak adanya akses masyarakat kelompok bawah terhadap dua hal, yaitu akses pekerjaan dan akses pembiayaan.
Baca Juga
“Pembangunan itu harusnya inklusif untuk semua orang. Jadi kita melakukan pelatihan keuangan inklusif ini, salah satunya adalah supaya seluruh masyarakat Indonesia bisa berusaha, bisa mendapatkan pekerjaan, tanpa mengecualikan dari kelompok mana,” ujarnya.
Iskandar menambahkan, untuk menciptakan kemandirian umat melalui para santri, pondok pesantren, dan masyarakat sekitar, Pemerintah memiliki program One Pesantren One Product (OPOP). Dengan program ini, imbuhnya, Pondok Pesantren diharapkan bisa makin memberikan dampak terhadap lingkungan sekitarnya.