Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Berharap Ada Insentif dalam Pengembangan Geotermal

Lokasi panas bumi yang sulit dijangkau menjadi tantangan yang paling berat dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi Kamojang meningkat menjadi 375 mw seiring dengan pengoperasian 7 unit pembangkit./ Bisnis - M. Ridwan
Kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi Kamojang meningkat menjadi 375 mw seiring dengan pengoperasian 7 unit pembangkit./ Bisnis - M. Ridwan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) berharap adanya insentif yang diberikan pemerintah dalam pengembangan infrastruktur pembangkit listrik panas bumi atau geotermal.

Senior Vice President Corporate Strategy Planning and Development PT Pertamina (Persero) Daniel Purba mengatakan bahwa kendati potensi panas bumi di Indonesia sangat besar, untuk merealisasikannya masih terdapat tantangan berat.

Lokasi panas bumi yang sulit dijangkau menjadi tantangan yang paling berat dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Pasalnya, akses mobilisasi yang sangat sulit perlu adanya pembuatan akses yang membutuhkan belanja modal yang besar.

"Mudah-mudahan ada beberapa paket atau regulasi baru sehingga biaya yang dikeluarkan untuk infrastruktur bisa dikembalikan, return semakin menarik. Sisi potensi memang cukup besar tapi tidak semudah kembangkan energi lain," katanya dalam Tempo Energy Day 2020, Rabu (21/10/2020).

Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional Moshe Rizal Husin mengatakan memang dalam pengembangan geotermal membutuhkan investasi yang sangat besar.

Kendati demikian, apabila sudah beroperasi selama 30 tahun—40 tahun, nantinya biaya yang dikeluarkan akan sangat murah dan bisa bersaing dengan energi fosil.

"Biaya di awal pemerintah harus pikirkan. Contoh jalan tol ada skema pembebasan lahan BUMN akan digantikan pemerintah, jadi skema infrastruktur memang harus patut diberikan pemerintah. Setelah geotermal berkembang itu infrastruktur juga akan digunakan masyarakat setempat, multiplier effect besar," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper