Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sistem Pangan Berkualitas Harus Diprioritaskan

Bukan hanya sebagai langkah antisipasi krisis pangan akibat pandemi, tetapi juga sebagai upaya memberikan jaminan pasokan maupun akses pangan bagi bangsa di masa depan. Untuk itu, perlu pendekatan yang holistik, serta dukungan dan sinergi semua stakeholder.
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-Bisnis
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Indofood Franciscus Welirang, mengatakan, membangun sistem pangan berkelanjutan harus menjadi salah satu prioritas.

Bukan hanya sebagai langkah antisipasi krisis pangan akibat pandemi, tetapi juga sebagai upaya memberikan jaminan pasokan maupun akses pangan bagi bangsa di masa depan. Untuk itu, perlu pendekatan yang holistik, serta dukungan dan sinergi semua stakeholder.

Franky, sebutan akrab Fanciscus Welirang, menekankan pentingnya integrasi dalam sistem pangan mulai produksi pangan, pengolahan pangan baik di industri besar maupun kecil hingga akses masyarakat akan pangan tersebut.

“Dalam menghasilkan sebuah produk, bibit yang baik dan bersertifikasi sangatlah penting. Bagi kami, bibit yang baik akan meningkatkan produktivitas apabila dikombinasikan dengan Good Agriculture Practices. Hasilnya akan baik pula," jelasnya dalam Simposium melalui daring yang mengangkat tema Covid-19 & Sistem Pangan Berkelanjutan : Dampak, Tantangan & Peluang Bagi Industri Pangan.

Sementara, katanya, guna mengatasi malnutrisi, industri bisa melakukan fortifikasi pangan. Beberapa produk Indofood, lanjutnya, telah difortifikasi seperti fortifikasi Iodium pada garam, zat besi dan asam folat untuk Tepung Terigu Bogasari dan vitamin A pada Minyak Goreng Bimoli. Langkah ini kami lakukan sebagai kontribusi dalam perbaikan gizi bangsa, disamping terus mengedukasi masyarakat tentang Gizi Seimbang.

Dia menambahkan bahwa kondisi pandemi Covid-19 juga mempengaruhi kelompok usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) padahal UMKM berperan penting dalam perekonomian Indonesia. UMKM berkontribusi sebesar 60,3% dari total komponen pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

“Sebagai bagian dari sistem pangan, peran pelaku UMKM bidang pangan perlu mendapatkan perhatian kita semua. Kami bermitra dengan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) dari hulu hingga ke hilir. Model bisnis inklusif yang kami lakukan di hulu seperti bermitra dengan petani ataupun IKM pengolah berbagai komoditi yang menjadi Supplier.

Di hilir, Indofood menjalankan kemitraan dengan UKM/IKM baik di bidang kuliner maupun industri olahan yang menjadi customer untuk mencapai konsumen akhir. Contohnya Bogasari melalui Bogasari Mitra Card, Indomie melalui Warmindo serta Indomie baik dibidang kuliner, kue, ,roti, martabak, coffee shop maupun IKM industri olahan.

Sementara itu, Indofood juga membagikan dana riset bagi 60 penelitian pangan mahasiswa S1 dari 31 Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta di Indonesia dalam Program Indofood Riset Nugraha (IRN) periode 2020/2021.

enerima dana riset IRN juga berhak memperoleh pendampingan dan bimbingan teknis dari Tim Pakar IRN hingga penelitian selesai. Program IRN yang mengangkat tema “Milenial dan Penelitian Pangan Era Kenormalan Baru Menuju Indonesia Maju” membiayai penelitian yang dilakukan sebagai syarat kelulusan meraih gelar sarjana S1. Bantuan dana diserahkan secara simbolis ditandai dengan Penandatangan Memorandum of Understanding (MOU) dan dilaksanakan secara daring.

Ketua Program IRN dan Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Suaimi Suriady mengatakan, melakukan penelitian demi masa pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa yang akan menyelesaikan pendidikan sarjananya. Bagi milenial yang akrab dengan teknologi, memanfaatkan kecanggihan teknologi menjadi salah satu pilihan yang efektif, mengingat adanya pembatasan sosial selama pandemi.

"Kita perlu terus menumbuhkan minat riset di kalangan generasi muda. Terlebih dengan adanya ancaman krisis pangan global akibat pandemi dan perubahan iklim, kita perlu terus menggali potensi sumber pangan yang kita miliki dan melahirkan inovasi-inovasi di bidang pangan guna memperkuat sistem pangan nasional.” ujarnya.

Di periode IRN kali ini, jumlah proposal penelitian yang diterima mencapai 296 proposal. Setelah melalui tahap seleksi, Tim Pakar menetapkan 60 proposal yang berhak menerima bantuan dana riset. “Kami berharap, temanteman mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Karena tidak hanya memperoleh bantuan dana, mereka juga akan mengikuti pelatihan, coaching clinic serta mendapatkan bimbingan dan pendampingan oleh pakar-pakar yang sudah dikenal baik di Indonesia maupun di tingkat global,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper