Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Rencana Pajak Hunian Kosong di Hong Kong Berpotensi Diurungkan

Setelah menerima umpan balik komunitas, Pemerintgah Hong Kong agaknya bakal menangguhkan rencana penerapan pajak atas hunian baru yang kosong.
M. Syahran W. Lubis
M. Syahran W. Lubis - Bisnis.com 18 Oktober 2020  |  00:13 WIB
Rencana Pajak Hunian Kosong di Hong Kong Berpotensi Diurungkan
Gemelap properti Hong Kong pada malam hari./Bloomberg - Paul Yeung

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Hong Kong mempertimbangkan untuk menangguhkan rencana memberlakukan pajak atas hunian baru yang kosong, kata Biro Transportasi dan Perumahan wilayah khusus China itu pada Sabtu (17/10/2020).

Pertimbangan ulang itu dipicu oleh umpan balik komunitas dan keadaan ekonomi, kata juru bicara biro tersebut. Hong Kong telah terpukul oleh protes anti-pemerintah tahun lalu dan pandemi virus corona, dengan pemerintah memperkirakan terjadi kontraksi 8 persen.

Langkah untuk mengurangi pajak akan melegakan bagi pengembang properti, yang semula akan dikenakan pajak yang besar dan hukuman penjara jika mereka gagal menjual apartemen baru.

Hong Kong memiliki 44.890 unit hunian baru yang kosong pada akhir 2019, mewakili 3,7 persen dari total stok kota, dan turun dari 2018 sebesar 4,3 persen, menurut data pemerintah.

Rencana untuk mengenakan pajak atas rumah baru yang kosong adalah di antara kebijakan yang diusulkan Chief Executive Hong Kong Carrie Lam untuk mengatasi harga properti kota yang tinggi pada 2018.

Namun, RUU tersebut belum disahkan di dewan legislatif, yang telah melalui penangguhan berbulan-bulan karena protes tahun lalu.

Meskipun terjadi resesi, penjualan rumah di Hong Kong tetap tinggi. Sebuah proyek perumahan baru dengan transportasi yang dapat diakses kelebihan permintaan lebih dari 50 kali pekan ini, menjadikannya salah satu penjualan apartemen paling populer di kota dalam lebih dari satu dekade.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

bisnis properti hong kong residensial

Sumber : The Business Times

Editor : M. Syahran W. Lubis

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top