Bisnis.com, JAKARTA – Pasar real estat di Dubai, Uni Emirat Arab, mulai mencatat peningkatan pada kuartal III/2020, tetapi diperkirakan tetap menghadapi tantangan lebih lanjut baik di pasar persewaan dan penjualan pada kuartal IV, menurut penelitian baru dari Chestertons.
Perusahaan jasa real estat internasional itu menyoroti bahwa peningkatan aktivitas penjualan pada kuartal III, yang naik 50 persen dibandingkan dengan kuartal II, sebagian besar dikaitkan dengan permintaan yang terpendam akibat lockdown pandemi Covid-19, bersama dengan promosi pengembang yang ditawarkan untuk menghabiskan stok.
Meski terdapat peningkatan dibandingkan dengan kuartal II, realisasi transaksi real estat di Dubai pada kuartal III tetap lebih rencah sekitar 21,7 persen dari periode yang sama tahun lalu (yoy).
Harga apartemen turun 3,4 persen selama kuartal III, tingkat penurunan yang lebih dalam dari kuartal sebelumnya, sementara harga penjualan vila hanya turun 0,2 persen. Di pasar sewa, tarif sewa apartemen turun 3,6 persen, sedangkan vila turun 1,2 persen.
Chris Hobden, kepala konsultan strategis Chestertons Timur Tengah dan Afrika Utara, mengatakan Dubai menyaksikan peningkatan yang jelas dalam aktivitas transaksional bisnis properti selama kuartal III sehingga membangun pemulihan yang terlihat selama bulan terakhir kuartal II setelah berkurangnya pembatasan akibat Covid-19.
Namun, menurut dia, volume transaksi tetap lebih rendah dibandingkan dengan 2019 dan dia memprediksi baik harga maupun sewa akan menghadapi tekanan penurunan lebih lanjut selama kuartal terakhir 2020.
Baca Juga
“Dampak ekonomi yang sedang berlangsung dari Covid-19, dan kemungkinan penurunan populasi emirat yang selama ini merupakan pendorong utama harga perumahan Dubai, kini menjadi kondisi yang menghambat kinerja pasar."
Di pasar penjualan, harga apartemen rata-rata telah turun 11,4 persen yoy, sementara harga jual vila mengalami penurunan yang lebih moderat sebesar 5,8 persen yoy.
“Harga vila rata-rata menunjukkan kinerja yang relatif baik selama kuartal III, dengan laju penurunan yang ditahan oleh stabilitas harga yang lebih luas di beberapa lokasi dan, dalam kasus Palm Jumeirah pulau butan hasil reklamasi], kenaikan rata-rata harga jual yang dicapai,” kata Hobden.