Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! Lelang Pelabuhan Patimban Bisa Tersendat, Perlu Opsi Lain?

Pakar kemaritiman menilai lelang operator Pelabuhan Patimban bisa tersendat akibat pandemi Covid-19, sehingga perlu disiapkan opsi alternatif lain.
Aktivitas proyek pembangunan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Selasa (23/6/2020). Bisnis/Rachman
Aktivitas proyek pembangunan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Selasa (23/6/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang menimbulkan ketidakpastian dapat membuat proses pelelangan operator Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat tersendat. Pemerintah diminta menyiapkan skema lain jika lelang tak berjalan sesuai rencana.

Pakar kemaritiman ITS Surabaya Raja Oloan Saut Gurning mengungkapkan sangat masuk akal jika rencana lelang operator pelabuhan patimban tersendat akibat minimnya peminat baik oleh pelaku swasta dalam negeri maupun asing.

"Kondisi pandemik Covid-19 memberi indikasi kuat ketidakpastian usaha jasa kepelabuhanan yang masih tinggi di samping berbagai persoalan disrupsi permintaan dan suplai lewat laut yang masih faktual saat ini," jelasnya kepada Bisnis.com, Rabu (14/10/2020).

Selain itu, dengan aksesibilitas atas pendanaan global untuk rencana investasi jasa kepelabuhanan juga diperkirakan terbatas dan level biaya kapital yang meningkat. Hal ini mencerminkan profil risiko yang tinggi bagi peminat operator Pelabuhan Patimban ini.

Ditambahkan lagi secara nasional, volume dan nilai perdagangan lewat laut nasional menurun pada aktivitas perdagangan internasional. Hal ini terlihat pada berbagai volume pengangkutan perdagangan internasional ekspor dan impor lewat angkutan laut khususnya kontainer dan curah cair menurun hingga 50 persen. Walau curah kering mengalami kondisi yang konstan khususnya produk pakan dan pangan.

Sementara intensitas pergerakan kargo domestik mengalami kondisi yang stabil, bahkan ada beberapa wilayah yang menaik. Dengan demikian, bila perdagangan internasional menurun akibat tingginya resiko maka angkutan laut internasional hingga volume logistik maritim pun akan mengikuti imbas tren ketidakpastian.

"Jika semua diakumulasikan, dapat diperkirakan tingginya tingkat ketidakpastian dan resiko usaha jelas menurunkan minat tender Patimban itu baik oleh calon operator pelabuhan maupun tenan kargo yang basisnya perdagangan internasional," urainya.

Melihat fakta ini, menurutnya agak berat juga mungkin bagi BUMN untuk ditawarkan masuk dalam potensi tender ini, kecuali dalam konteks penugasan atau kemungkinan lainnya adalah kolaborasi operator swasta nasional dan BUMN baik untuk pelayaran, pelabuhan dan operasi logistik. Khususnya untuk mengeksplorasi potensi domestik, termasuk potensi kargo domestik untuk pasar internasional yang selama ini menjadi pasar tradisional Indonesia di luar negeri.

Cara lain dengan konsorsium swasta dan BUMN nasional untuk pengelolaan dan pemanfaatan Patimban untuk kluster inbound dan outbound kargo kita baik dalam kluster jasa utama dan terkait pelayaran, pelabuhan, dan logistik maritim.

Dengan demikian, ketika pemerintah membuka potensi konsorsium BUP, pelayaran dan operator logistik nasional dalam pengelolaan Patimban dalam kondisi sulit saat ini mungkin dapat menjadi opsi menarik bagi dunia usaha nasional.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper