Bisnis.com, JAKARTA – Memiliki rumah sendiri, pasti sudah jadi dambaan setiap orang. Seperti istilah, rumahku istanaku. Ke mana pun pergi, pasti akan rindu dan ingin pulang ke rumah sendiri. Namun, perkara memiliki rumah, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak cerita perjuangan dan inspiratif yang ada di belakang proses memiliki rumah.
Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan Rumah.com mengambil peran aktif dengan merilis kampanye Cerita Rumah dimana untuk pertama kalinya pemilik rumah di Indonesia bisa saling berbagi cerita perjalanan membeli rumah, bersama Rumah.com.
Cerita Rumah membahas berbagai masalah yang menjadi hambatan industri properti dan perjuangan para pemilik rumah dalam menghadapi tantangan yang memang banyak dihadapi, mulai dari masalah riwayat kredit perbankan hingga properti sebagai investasi baru, penyebab sulitnya memiliki rumah dan bagaimana menjadi pemilik rumah yang bahagia.
"Rumah.com mengumpulkan cerita inspiratif dari para pencari rumah yang telah berhasil memiliki rumah sendiri. Cerita yang dikumpulkan oleh Rumah.com sangat relevan dengan tantangan para pencari rumah sehingga dengan Cerita Rumah ini, bersama-sama bisa mengumpulkan inspirasi dan memelihara semangat optimisme memiliki rumah," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (6/10/2020).
Marine memberikan beberapa contoh kisah dan cerita inspiratif dari mereka yang telah menemukan rumah idaman dan perjalanannya bersama Rumah.com.
Cerita Rumah Eunike adalah contoh generasi milenial yang sudah berhasil membeli rumah dengan modal nekat. Eunike Louis Gracia, gadis yang kini menginjak usia 25 tahun ini kini telah satu tahun menempati sebuah rumah mungil yang berhasil dibeli dari jerih payahnya sendiri.
Gambaran gadis muda yang masih lajang namun sudah berhasil memiliki sebuah rumah mungkin jarang terjadi sehingga di antara rekan sebayanya hal tersebut membuat Eunike tampak berbeda.
Sebuah rumah subsidi dengan luas tanah 60 m2 di Cinnamon Hills, Cilebut, Bogor kini telah dimiliki Eunike. Rumah yang dimiliki dengan modal nekad dan semangat anak muda serta pikiran yang positif.
Cerita Eunika yang masih berusisa 25 tahun namun sudah berhasil memiliki rumah ini sejalan dengan hasil Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2020 di mana anak muda Indonesia saat ini memiliki minat yang lebih tinggi untuk memiliki rumah sendiri.
Dari lima kelompok usia yaitu 22-29 tahun, 30-39 tahun, 40-49 tahun, 50-59 tahun dan 60 tahun ke atas, kelompok anak muda usia 22-29 tahun memiliki intensi paling tinggi untuk memiliki rumah saat ini yang dinyatakan oleh 44 persen responden. Sementara pada kelompok usia 30-39 tahun intensi memiliki rumah saat ini dinyatakan oleh 36 persen responden.
Data Rumah.com Consumer Sentiment Study ini berdasarkan survei berkala yang diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura.
Hasil survei kali ini diperoleh berdasarkan 1007 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada Januari hingga Juni 2020. Survei ini dilakukan oleh Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di tanah air.
Dalam proses pencarian rumah, Eunike juga membekali dirinya dengan informasi penting seperti panduan membeli rumah yang ada di Rumah.com.
“Saya mencari info bagaimana proses surat-surat rumah, proses KPR, agar lebih yakin apa yang harus diteliti. Saya melakukannya dengan cara browsing di situs Rumah.com dan langsung tanya-tanya ke bank juga. Selain itu target saya mencari rumah di kawasan pinggiran, seperti di Bogor,” kata Eunike.
Portal properti, media sosial, pameran properti, dan brosur memang masih menjadi sumber utama informasi tentang properti.
Hal ini juga sejalan dengan hasil Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2020 di mana 79 persen responden mendapatkan informasi properti dari portal properti, 67 persen responden lainnya mengetahui dari media sosial, 63 persen responden melihat pameran properti, dan 62 persen responden membaca dari brosur.
Bermodalkan nekat juga menjadi cerita Zahrina memiliki rumahnya. Bagaimana tidak dibilang nekat karena saat itu, suami Zahrina baru saja mengundurkan diri dari pekerjaannya dan memilih berwiraswasta.
Untuk Zahrina sendiri baru mendaftar menjadi Aparatur Sipil Negara dan sedang menunggu pengumuman sehingga mereka tidak punya penghasilan sama sekali saat itu.
Dengan kondisi keuangan tersebut, mereka menyadari tidak logis kalau memaksa ingin membeli rumah. Apalagi dengan sistem KPR melalui bank, karena tidak punya uang untuk membayar uang muka (DP) dan tidak memiliki jaminan keterangan penghasilan dari tempat kerja.
Zahrina menyadari finansialnya terbatas. Namun, dia berusaha mencari informasi tentang perumahan baru di Depok. Selain untuk mengetahui gambaran harga dan lokasi rumah, dia juga berharap mendapatkan informasi yang bisa menjadi solusi atas masalahnya.
“Untuk lebih memudahkan, kami juga mencari informasi perkembangan harga rumah di Depok secara online dengan menelusuri situs Rumah.com. Di luar dugaan, kami menemukan informasi tentang perumahan syariah di Pondok Rajeg, Cibinong sehingga bisa menjawab kebutuhan kami," tutur Zahrina.
Perumahan syariah memberlakukan skema KPR syariah dengan akad sesuai syariah Islam tanpa harus berurusan dengan bank sehingga syarat lebih mudah dan cicilan bersifat tetap, tidak ada bunga fluktuatif. Perumahan syariah juga menjadi jawaban bagi kaum muslim yang ingin memiliki rumah bebas riba.
KPR syariah memang sedang menjadi tren di masyarakat seperti terlihat dari hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2020 di mana terjadi kenaikan preferensi konsumen untuk memilih KPR Syariah menjadi 35 persen responden pada Semester 2/2020 dari sebelumnya 29 persen responden pada Semester 1/2020.
KPR syariah menjadi preferensi konsumen dengan alasan utama adalah karena adanya kepastian besaran cicilan bulanan (fixed rate) yang dinyatakan oleh 74 persen responden.
Pilihan Eunike membeli rumah di Cilebut, Bogor dan Zahrina di Cibinong, Bogor memang cukup tepat karena harganya lebih terjangkau bagi konsumen. Berdasarkan data Rumah.com Indonesia Property Berdasarkan Market Index Q3 2020, kawasan Bogor adalah salah satu wilayah yang banyak diincar oleh pembeli dari kalangan menengah dan menengah bawah di wilayah penyangga Jakarta karena harganya relatif rendah, namun memiliki sarana transportasi yang lebih memadai dan lebih beragam. Median harga rumah tapak di Bogor mencapai Rp. 8,7 juta per m2.
Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) ini memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 400.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Marine mengatakan cerita Rumah Eunike dan Zahrina tersebut adalah sebagian dari beberapa cerita yang dikumpulkan Rumah.com sebagai inspirasi yang sangat relevan dengan perjalanan para pencari rumah yang lain.
Mereka juga bisa menginsirasi generasi muda lainnya untuk memiliki rumah di usia muda sehingga bisa menjadi aset yang sangat berharga kelak.
“Rumah.com terus memelihara optimisme para pencari rumah karena hanya Rumah.com yang percaya anda semua bisa punya rumah. Rumah.com juga membuka kanal media sosialnya bagi mereka yang ingin berbagi perjalanan memiliki rumah idaman," tutur Marine.