Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan ketertarikan perusahaan migas pelat merah itu dalam pengembangan bisnis baterai kendaraan listrik.
Nicke mengatakan bahwa Pertamina akan mengembangkan baterai kendaraan listrik mulai dari hulu hingga ke hilir yakni pengolahan, distribusi, hingga ke daur ulang.
"Bagaimana kita masuk ke dalam ekosistem baterai EV [electric vehicle]. Ini adalah value chain dari baterai," katanya dalam sebuah webinar pada Selasa (6/10/2020).
Nicke mengatakan bahwa dalam pengembangan tersebut pihaknya menggandeng PT PLN (Persero), PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum), dan PT Nasional Hijau Lestari yang bergerak dalam bisnis pengolahan limbah.
Dalam holding baterai kendaraan listrik itu, investasi yang dikeluarkan dengan skema investasi langsung guna memberikan keleluasaan bagi setiap BUMN untuk memfokuskan investasinya sesuai pada nilai yang relevan dengan bisnis intinya.
"Dengan inilah ketika terjadi shifting dari fossil fuel ke electric vehicle, maka Pertamina telah menetapkan tranformasi bisnisnya yang sesuai dengan demand energi ke depan," ungkapnya.
Baca Juga
Dalam rencana umum energi nasional (RUEN), pada 2025 pemerintah menargetkan 2.200 unit mobil listrik dan 2,13 juta unit motor listrik diproduksi.
Jumlah itu meningkat menjadi 4,2 juta unit mobil listrik dan 13,3 juta unit motor listrik pada 2050. Dalam RUEN tersebut, stasiun pengisian kendaraan bermotor listrik juga ditargetkan mencapai 1.000 unit di tahun 2025 dan 10.000 unit di tahun 2050.