Bisnis.com, JAKARTA - BUMN diprediksi kuat bakal ditunjuk oleh pemerintah untuk menjadi operator Pelabuhan Patimban mengingat pembukaan lelang yang berdekatan dengan soft launching pada November 2020.
Founder dan Director The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi mengatakan tenggat waktu dimulainya lelang pada Rabu (30/9/2020) dengan jadwal soft launching pada November 2020 terlalu dekat.
"Saya agak pesimistis ini bisa selesai tepat waktu, artinya tenggat waktu tidak bisa terpenuhi sebelum soft launching. Dari situ saya prediksi mungkin ditunjuk juga BUMN yang akan turun gunung, tendernya akan diberhentikan, akan ada penunjukan langsung dari pemerintah ke BUMN," jelasnya kepada Bisnis.com, Rabu (30/9/2020).
Dia mengaku sudah menanyakan minat kepada beberapa perusahaan swasta yang memang sempat menyatakan ketertarikan menjadi operator pelabuhan ini. Hasilnya, terdapat beberapa pihak yang menyatakan terlibat selama proses dan bahkan hilang di tengah persiapan lelang.
"PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk. atau NPH [PORT] mengundurkan diri, Astra Infra sendiri sinyalnya tidak jelas terlibat atau tidak. Ini kemungkinannya melihat belum rampungnya persiapan," tuturnya.
Lebih lanjut, dia meyakini soft launching tidak akan diundur oleh pemerintah karena sudah menjadi permintaan Presiden Joko Widodo agar penyelesaian Pelabuhan Patimban dipercepat. Pasalnya, jika pada akhirnya peluncuran diundur, ketegasan Presiden menjadi sia-sia.
Baca Juga
Siswanto memprediksi pada akhirnya tender operator Pelabuhan Patimban akan dibatalkan dan pemerintah menunjuk BUMN sebagai operator, seperti yang terjadi pada kasus tender Terminal NPCT1 di Tanjung Priok.
"Memang dilema, jujur saya rasa tidak ada yang punya kapasitas mengelola terminal selain BUMN. Swasta kita diberi kesempatan tapi akhirnya tidak terlibat, pertama pendanaan mereka terbatas, akses juga terbatas," paparnya.
Dia menegaskan dengan segala kelemahannya BUMN tetap terbaik dalam mengelola terminal pelabuhan barang di Indonesia. Pengalaman serta akses modal yang menjadi kuncinya.
Menurutnya, akses permodalan menjadi penting, karena operasional Pelabuhan Patimban dibayangi resesi ekonomi yang tidak masuk dalam perhitungan bisnis sebelum adanya pandemi Covid-19.