Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cotton Council International Dukung Bisnis Garmen Indonesia

U.S. Cotton Trust Protocol merupakan pelengkap program-program keberlanjutan yang sudah dibuat sebelumnya.
Petani memanen tanaman kapas./REUTERS-Amit Dave
Petani memanen tanaman kapas./REUTERS-Amit Dave

Bisnis.com, JAKARTA - Cotton Council International (CCI) memperkenalkan sejumlah program yang dapat membantu pelaku industri dalam menghadapi berbagai tantangan industri di tengah pandemi termasuk di Indonesia.

President National Cotton Council (NCC) Gary Adams mengatakan bahwa dalam proses pengawasan rantai pasokan yang semakin ketat dan permintaan yang terus meningkat, U.S. Cotton Trust Protocol menetapkan standar baru untuk kapas yang ditanam secara lebih berkelanjutan.

U.S. Cotton Trust Protocol merupakan pelengkap program-program keberlanjutan yang sudah dibuat sebelumnya dan didesain untuk sejalan dengan lingkungan pembudidayaan massal kapas Amerika Serikat.

Dia menyebut tujuan dari program ini adalah untuk membuktikan, mengukur, dan memverifikasi kredensial keberlanjutan yang terus meningkat dari kapas dari Paman Sam.

Pihaknya mendukung pertumbuhan bisnis garmen, baik secara global maupun di Indonesia. Adams menjelaskan program U.S. Cotton Trust Protocol sebagai wujud dukungan bagi para pelaku industri tersebut.

"Dengan bergabung dengan program ini, anggota dapat membuktikan, mengukur, dan memverifikasi bahwa mereka membeli serat yang diproduksi secara berkelanjutan dan berkualitas, dan bahwa rantai pasokan dari lapangan ke pabrik bebas dari risiko lingkungan dan sosial," katanya melalui keterangan resmi, Sabtu (26/9/2020).

Selama 35 tahun terakhir, produksi kapas AS telah menggunakan 82 persen lebih sedikit air per bal dan 38 persen lebih sedikit energi, mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 30 persen dan mengurangi penggunaan lahan per bal sebesar 31 persen.

Ke depan, Trust Protocol juga memiliki tujuan yang ambisius untuk 2025. Menjelang tahun 2025, Trust Protocol bertujuan memasukkan lebih dari separuh produksi ke dalam program keberlanjutannya.

“Peningkatan efisiensi penggunaan lahan sebesar 31 persen, pengurangan kehilangan tanah sebesar 44 persen, penurunan efisiensi air sebesar 82 persen, energi sebesar 38 persen, dan emisi gas rumah kaca sebesar 30 persen."

"Jadi, ada rekam jejak di mana kami berada, kami pernah, tapi kami tahu sebagai industri, itu tidak cukup. Kami juga perlu melihat ke depan. Dan, sebagai sebuah industri, kami bersatu untuk menetapkan tujuan nasional untuk perbaikan terus-menerus," terangnya.

Dalam lima tahun mendatang, pihaknya menargetkan peningkatan efisiensi penggunaan lahan naik 13 persen, 30 persen peningkatan karbon tanah, 30 pengurangan kehilangan pengurangan air 18 persen dan pengurangan gas rumah kaca 39 persen yang selaras dengan kesepakatan iklim Paris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper